Cari Blog Ini

Selasa, 27 Oktober 2009

Sebuah Renungan tentang keSUKSESan

Sebuah Renungan tentang keSUKSESan

Saya coba menjabarkan kisah SUKSES saya berdasarkan pengalaman saya
sendiri....

Saya banyak terpengaruh oleh keSUKSESan Kelvin Hui (saya beruntung bisa
datang ke seminarnya tahun lalu di Jakarta ).

Kelvin Hui adalah seorang Web Publishing Businessman (Founder dari
ambatch.com dan SEO Master), yang berhasil mendapatkan kontrak dengan
Yahoo! senilai 20 juta dollar hanya untuk mempromosikan Yahoo! Di
Hongkong, Korea, dan Jepang selama tiga tahun!

Yang menarik, manusia ini justru sangat-sangat sederhana dalam
berpakaian, tutur katanya sangat halus namun penuh kebijaksanaan yang
membuat pemikiran saya berubah 180 derajat tentang keSUKSESan.

SUKSES itu sederhana, SUKSES tidak ada hubungannya dengan menjadi kaya
raya, SUKSES itu tidak rumit/rahasia

SUKSES itu tidak perlu dikejar, SUKSES adalah ANDA! Karena
keSUKSESan terbesar ada pada diri Anda sendiri...

Bagaimana Anda tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi
satu ovum, itu adalah SUKSES pertama Anda!

Bagaimana Anda bisa lahir dengan anggota tubuh yang sempurna tanpa
cacat, itulah keSUKSESan Anda yang kedua...

Ketika Anda ke sekolah, bahkan bisa menikmati studi S1 di saat setiap
menit ada 10 siswa yang drop out karena tidak mampu bayar SPP, itulah
SUKSES Anda yang ketiga...

Ketika Anda bisa bekerja di perusahaan di bilangan segitiga emas, di
saat 46 juta orang lainnya menjadi pengangguran, itulah keSUKSESan Anda
yang keempat...

Ketika Anda masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada tiga juta
orang yang mati kelaparan setiap bulannya, itulah keSUKSESan Anda yang
kelima...

SUKSES terjadi setiap hari, dan Anda tidak pernah menyadarinya. ..

Saya sangat tersentuh ketika menonton film "Click!" yang dibintangi oleh
Adam Sandler, "family comes first," begitu kata-kata terakhirnya kepada
anaknya sebelum ia meninggal...

Saking sibuknya Adam Sandler dalam mengejar keSUKSESan, ia sampai tidak
sempat meluangkan waktu untuk anak-istrinya, bahkan tidak sempat
menghadiri pemakaman ayahnya, keluarganya berantakan, istrinya yang
cantik menceraikannya, dan anaknya tidak mengenal siapa ayahnya...

SUKSES selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa
terus-menerus menjadi best seller dengan membuat keSUKSESan menjadi
suatu hal yang rumit dan sukar diperoleh...

SUKSES tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex,
pensiun muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/helikopter, punya
istri cantik seperti Donald Trump, resort mewah di Karibia, dll.

Tapi buat saya pribadi yang bisa hidup dengan sangat berkecukupan, saya
rasa SUKSES memiliki arti yang berbeda...

SUKSES adalah mencintai dan bangga terhadap diri Anda sendiri,
mengerjakan apa yang Anda sukai kapan saja dan di mana saja...

SUKSES sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan,
SUKSES sejati adalah menikmati dan bersyukur atas setiap detik kehidupan
Anda. Pada saat Anda gembira, Anda gembira sepenuhnya. Pada saat Anda
sedih, Anda sedih sepenuhnya, setelah itu Anda harus bersiap lagi
menghadapi episode yang baru.

SUKSES sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak
munafik, tidak menipu, apalagi scam, saleh, dan selalu rendah hati.

SUKSES itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak
lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit. SUKSES sejati adalah bisa
menerima sepenuhnya kelebihan, keadaan, dan kekurangan Anda apa adanya
dengan penuh syukur.

Saya berani berbicara seperti ini, karena hidup yang saya alami adalah
seperti roda pedati. Ketika masih mahasiswa, hidup saya begitu nelangsa
cuma mampu makan nasi warteg satu kali sehari dengan menu nasi setengah
+ sayur gratis + tempe goreng. Tetapi ternyata nikmat makan di warteg
kok sama saja bila dibandingkan ketika saya makan di restoran mewah di
Amerika...

Saya pernah tidur di kolong langit, beralaskan tanah dan terpal, hujan
kehujanan, panas kepanasan. Tetapi ternyata lelapnya saya tidur dulu kok
bisa sama saja bila dibandingkan ketika saya tidur di hotel bintang 5 di
Jepang...

Saya dulu pulang-pergi ke sekolah jalan kaki sejauh 40 km, memakai baju
yang lusuh, tas yang kotor, dan alat tulis seadanya. Datang ke sekolah
selalu menjadi bahan tertawaan teman-teman, tetapi kok sama saja enaknya
ketika saya dijemput oom saya naik mercy, sama-sama sampai di tujuan
ternyata...

Saya pernah diundang bos saya ke rumah barunya, untuk menikmati ruang
auditoriumnya. Ada speaker untuk karaoke, ada tape untuk mendengarkan
musik, ada home theater... Dia bilang harga speaker Thiel-nya untuk
mendengarkan musik saja harganya 400 juta rupiah, saya disuruh
mendengarkan waktu beliau memutar musik jazz, memang enak sekali, suara
dentingan gelas dan petikan bass-nya bisa terdengar jelas, tapi kok
setengah jam di situ, saya bosan juga. Sama nikmatnya dengan
mendengarkan musik di komputer sendiri, speakernya cuma seharga 100 ribu
rupiah...

Pernahkah Anda menyadari?

Anda sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang. Uang hanyalah
alat tukar. Anda sebenarnya membeli rumah dari waktu Anda.

Ya, Anda mungkin harus bekerja siang dan malam untuk membayar KPR selama
15 tahun atau membeli mobil/motor secara kredit selama tiga tahun.

Namun itu semua sebenarnya Anda dapatkan dari membarter waktu Anda
sendiri, Anda menjual waktu Anda dari pagi hingga malam hari kepada
penawar yang tertinggi, untuk mendapatkan uang agar bisa membeli
makanan, membayar pulsa telepon dll...

Aset terbesar Anda bukanlah rumah atau mobil Anda, tetapi diri Anda
sendiri.

Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat
daripada orang bodoh, karena semakin berharga diri Anda, semakin mahal
orang mau membeli waktu Anda...

Itu sebabnya mengapa harga dua jam motivator kelas dunia untuk berbicara di suatu seminar = 200 juta rupiah, atau harga 2 jam seminar inspirasi mencapai 100 juta...

Itu sebabnya mengapa Nike berani membayar Tiger Woods dan Michael Jordan
sebesar 200 juta dollar hanya untuk memakai produk Nike. Suatu produk
menjadi mahal bukan karena merk-nya, namun karena produk tersebut
dipakai oleh siapa....

Itu sebabnya bola basket bekas milik Michael Jordan bisa terjual 80 juta
dollar, sedangkan bola basket bekas dengan merk yang sama bila dijual
harganya justru turun...

Hidup ini lucu, kita seperti mengejar fatamorgana. Bila dilihat dari
jauh, mungkin kita melihat air di kejauhan, namun ketika kita kejar
dengan segenap tenaga dan akhirnya sampai di tujuan, yang kita lihat
hanya pantulan sinar matahari saja...

Lucu, bila setelah membaca tulisan di atas, Anda masih mengejar
fatamorgana tersebut ketimbang menghabiskan waktu Anda yang sangat
berharga untuk beribadah, sungkem kepada orangtua yang begitu mencintai Anda,
memeluk hangat istri Anda, mengatakan "I love you" kepada orang-orang
yang Anda cintai: orang tua, istri, anak, dan sahabat-sahabat Anda.

Lakukanlah selagi Anda masih punya waktu, selagi Anda masih sempat, Anda
tidak akan pernah tahu kapan Anda akan meninggal, mungkin besok pagi,
mungkin nanti malam, karena LIFE IS SO SHORT.

1 komentar:

  1. Wuih mantabbbzzz... pembahasan nya, nanti KLo jempol jarinya makin gede gimana tu... masih bisa ujian CCNP ga???

    mendingan gedein betis Jack... gimana.

    BalasHapus