Cari Blog Ini
Senin, 16 November 2009
SAP
SAP adalah software ERP yang sangat terintegrasi antara module-modulenya, seperti Sales Distribution, Material Management, Financial dan Controlling, Human Resource dan masih banyak lagi. Karena keintegrasiannya dan sifatnya yang sangat generic membuat software ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia dan menjadikan segala sesuatu yang berhubungan dengan SAP software menjadi sangat mahal, mulai dari licence, training, human resource, dan hardware.
Karena segalanya sangat mahal, jadi bagi perusahaan yang hendak mengimplementasikan SAP seblaiknya melakukan analisa terlebih dahulu akan keuntungan dan kerugiannya.
Dengan menerapkan SAP, maka semua bidang bisnis suatu perusahaan secara generic telah tercover secara baik. Bagian purchasing bisa melakukan pemesanan barang dan datanya bisa dilakukan oleh bagian finance untuk melakukan pembayaran atas pembelian tersebut. Setelah barang datang, bagian warehouse dapat menyimpan data penerimaan barang dan stok barang akan bertambah dengan adanya transaksi tersebut.
Umumnya perusahaan akan menerapkan module Financial dan Controlling, yang kemudian bisa dilanjutkan dengan module yang lain sesuai dengan kebutuhan. Module Financial dan Controlling (FICO) akan menangani segala transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran dan pemasukan uang, dan akan membantu dalam pencatatan dan pembuatan laporan keuangan. Untuk pembayaran pajak, biasanya perlu dilakukan pengembangan aplikasi sendiri, terutama di Indonesia karena SAP belum men-support transaksi pajak di Indonesia. Hal ini disebabkan karena hukum perpajakan di Indonesia masih belum stabil.
Bagi perusahaan yang ingin mengintegrasikan penyimpanan dan pergerakan material dengan FICO dapat mengimplementasikan Material Management. Bagi perusahaan yang ingin menerapkan penjualan ke customer, dapat mengimplementasikan Sales & Distribution Module.
Sedangkan perusahaan yang ingin mengimplementasikan urusan yang berhubungan dengan tenaga kerja alias karyawan, bisa menerapkan Human Resource Module. Human Resource Module bisa dilihat dari Human Resource Administration atau Human Resource Development.
Human Resource Administration termasuk pencatatan data karyawan dari masuk hingga retire, payroll, absensi, benefits. Sedangkan Human Resource Development mencakup training, penilaian karyawan.
Bagi beberapa perusahaan yang akan memperhatikan customernya, dapat menerapkan module CSM (Customer Satisfaction Management) Module. Bagi perusahaan yang ingin penampilan reportnya menjadi dinamik, dapat menerapkan module BW. Bagi perusahaan yang ingin lebih memperhatikan budgeting, dapat menerapkan SEM.
Bagi perusahaan yang mempunyai banyak sekali project dan bernilai sangat tinggi, dapat menggunakan SAP Module PS dan PM untuk membantu dalam mengelola perencanaan project tersebut.
Dalam implementasinya, kita harus mengingat bahwa yang ada di SAP adalah semua proses generic, sehingga bila suatu perusahaan mempunyai bisnis proses yang unik, maka mereka perlu melakukan sedikit modifikasi, mereka dapat melakukan enhancement dengan mengembangkan beberapa aplikasi dengan menggunakan ABAP. ABAP adalah bahasa programming yang digunakan di SAP software.
ABAP yang digunakan biasanya mempunyai sedikit perbedaan di beberapa module, seperti ABAP untuk HR Module dan FI module akan sedikit berbeda, karena di HR module kita mengenail istilah infotype dimana tidak kita temukan di FI module.
Tapi bagi perusahaan yang tidak melakukan modifikasi, SAP menyediakan cukup fleksibilitas dengan banyak konfigurasi yang bisa dilakukan. Konfigurasi ini agak sulit dipelajari. Cara terbaik adalah dengan langsung terjun ke proyek implementasi SAP. Orang yang melakukan konfigurasi biasa dikenal dengan orang functional.
Selain bisnis proses yang terdapat di SAP, perlu diperhatikan para supporternya, seperti pengadaan server dan interface. Hal-hal yang berhubungan dengan pengadaan server, biasa dikenal sebagai BASIS. Sedangkan interface, biasanya digunakan bagi perusahaan yang menggunakan software lain selain SAP untuk kebutuhan yang tidak bisa dilakukan SAP dengan baik. Interface di SAP adalah Xi.
Umumnya satu orang hanya dapat menguasai satu bidang di SAP, misalnya orang BASIS, maka mereka akan fokus pada BASIS. Jarang ada orang yang menguasai berbagai bidang SAP sekaligus, karena kekomplekannya. Untuk menguasai satu skill di SAP, selain dengan training (biasanya hanya 10-20% penguasaannnya), umumnya mereka harus terjun ke dalam cycle implementasi SAP. Skill seseorang biasanya dilihat dari berapa kali cycle dia terlibat dalam implementasi SAP, selain dari sertifikasi dan lamanya terlibat dalam SAP experience.
Karenanya, seorang yang mempunyai skill SAP akan sangat mahal harganya. Semakin tinggi skillnya, semakin mahal harganya. Hitungan mereka per jam adalah US$1-1,5 K. Jadi, anda mau menjadi SAP people ?
Kamis, 05 November 2009
Apa itu cPanel?
Apa itu cPanel?
cPanel adalah online Control Panel yang dapat digunakan untuk mengatur website, membuat email account dan banyak hal lainnya seperti instalasi script.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dengan cPanel:
1.Menambah/menghapus/merubah Email account
2.Upload file dari browser
3.Instalasi software/script
4.Password protection untuk folder
5.Edit file-file web site anda langsung dari browser
6.Melihat Statistik web site
cPanel adalah online Control Panel yang dapat digunakan untuk mengatur website, membuat email account dan banyak hal lainnya seperti instalasi script.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dengan cPanel:
1.Menambah/menghapus/merubah Email account
2.Upload file dari browser
3.Instalasi software/script
4.Password protection untuk folder
5.Edit file-file web site anda langsung dari browser
6.Melihat Statistik web site
Apa yang dimaksud dengan Hosting?
Apa yang dimaksud dengan Hosting?
Hosting (disebut juga Web Hosting / sewa hosting) adalah penyewaan tempat untuk menampung data-data yang diperlukan oleh sebuah website dan sehingga dapat diakses lewat Internet. Data disini dapat berupa file, gambar, email, aplikasi/program/script dan database.
Pengertian Hosting dapat diibaratkan sebagai contoh berikut; sebuah website diibaratkan sama dengan kios/ruangan di Mall.
Manajemen Mall menyewakan ruangan, infrastruktur, listrik, telepon dan fasilitas lainnya agar orang-orang dapat membuka usaha. Setiap kios pengelolanya dapat berbeda, dekorasinya berlainan dan beroperasi masing-masing dengan caranya sendiri. Dalam hal ini kios atau ruangan yang disewa tentu mempunyai batasan ruangan (mis: 10m x 7m) dan maksimum adalah besarnya gedung Mall tersebut.
Perusahaan Hosting seperti IdeBagus menyediakan hardware, jaringan (infrastruktur), email (telepon), dan sebagainya agar anda dapat membuka/membuat website. Server (gedung Mall) kami dihuni oleh banyak pelanggan, masing-masing pelanggan mempunyai batas penggunaan diskspace (batasan ruangan) dan tentu saja setiap pelanggan mengoperasikan websitenya masing-masing.
Hosting (disebut juga Web Hosting / sewa hosting) adalah penyewaan tempat untuk menampung data-data yang diperlukan oleh sebuah website dan sehingga dapat diakses lewat Internet. Data disini dapat berupa file, gambar, email, aplikasi/program/script dan database.
Pengertian Hosting dapat diibaratkan sebagai contoh berikut; sebuah website diibaratkan sama dengan kios/ruangan di Mall.
Manajemen Mall menyewakan ruangan, infrastruktur, listrik, telepon dan fasilitas lainnya agar orang-orang dapat membuka usaha. Setiap kios pengelolanya dapat berbeda, dekorasinya berlainan dan beroperasi masing-masing dengan caranya sendiri. Dalam hal ini kios atau ruangan yang disewa tentu mempunyai batasan ruangan (mis: 10m x 7m) dan maksimum adalah besarnya gedung Mall tersebut.
Perusahaan Hosting seperti IdeBagus menyediakan hardware, jaringan (infrastruktur), email (telepon), dan sebagainya agar anda dapat membuka/membuat website. Server (gedung Mall) kami dihuni oleh banyak pelanggan, masing-masing pelanggan mempunyai batas penggunaan diskspace (batasan ruangan) dan tentu saja setiap pelanggan mengoperasikan websitenya masing-masing.
Selasa, 03 November 2009
Panduan dasar mengonlinekan website
Bila ingin website kita bisa diakses di internet maka kita harus memiliki domain dan hosting terlebih dahulu.
Setelah itu maka domain kita name server nya diarahkan ke settingan hosting. Silahkan lihat di cpanel (control panel hosting) masing-masing, biasanya disebutkan ns1.namahosting.com dan ns2.namahosting.com, dimana namahosting diganti sesuai dengan settingan yang diberikan oleh hosting masing-masing.
Setelah itu maka domain akan bersambung dengan hosting yang biasanya dikenal dengan istilah propagate, waktu propagate agar sempurna memerlukan waktu 1-2 hari. Biasanya bila di daerah Amerika atau Eropa lebih cepat domain tersebut ter-propagate, kadang di Indonesia agak lambat, tapi juga tidak selamanya demikian, kadang dalam waktu 5 menit saja sudah domain sudah tersambung dengan hosting.
Setelah itu maka Anda perlu mengisi domain tersebut agar ada isinya dan enak dilihat, isilah website tersebut dengan file yang diinginkan, tentunya file-file tersebut sudah terlebih dahulu disiapkan di komputer masing-masing.
Untuk memindahkan file dari komputer ke website kita maka diperlukan FTP software, bila belum mempunyainya dapat menggunakan software gratis, misalnya :
- filezilla, silahkan download gratis di :
http://filezilla-project.org/ atau
http://filezilla-project.org/download.php
- Smart FTP, silahkan download gratis di :
http://www.smartftp.com/download
Setelah di download, buka file ftp Anda (Anda harus terhubung koneksi internet) dan ketika dijalankankan, kurang lebih FTP software filezilla berbentuk seperti berikut:
Contoh Filezilla
.Pada kotak Addres masukkan nama domain Anda
Pada kotak User masukkan username Anda yang dibuat waktu mendaftar di hosting
Pada kotak Password masukkan password Anda yang dibuat waktu mendaftar hosting
Lalu pilih Quickconnect
Maka akan terhubung ke lokasi penyimpanan file Anda di server hosting, kemudian masuk ke folder public html dengan cara klik dua kali di folder public_html.
public html
.
Setelah itu tempatkan folder disebelah kiri sesuai dengan file yang akan kita upload, sehingga tampilannya akan berbentuk seperti ini:
tampilan folder kiri dan kanan
.Terlihat di atas bahwa di sebelah kiri adalah file file kita di komputer dan di sebelah kanan adalah posisi file yang untuk penempatan di hosting/server yang saat ini masih kosong.
Upload file di komputer kita dengan cara:
Sorot/arahkan mouse ke file yang diingkan, klik kanan dan akan muncul kotak pilihan, pilih menu upload. Klik pilihan upload tersebut seperti terlihat pada gambar di bawah:
Upload
.Lakukan hal yang sama pada setiap file yang ingin diupload, bila ingin lebih cepat lagi maka blok semua file di komputer kita lalu klik kanan dan pilih menu upload.
Selanjutnya FTP Software akan bekerja mentransfer file dari komputer kita ke hosting. Bila semua file sudah teruplod maka proses upload dikatakan selesai.
Video tutorial mengoploadkan website silahkan lihat di:
Smart FTP
Menkonfigurasi situs Anda
Transfer files
Mengatur files Anda
..Semoga bermanfaat.
Setelah itu maka domain kita name server nya diarahkan ke settingan hosting. Silahkan lihat di cpanel (control panel hosting) masing-masing, biasanya disebutkan ns1.namahosting.com dan ns2.namahosting.com, dimana namahosting diganti sesuai dengan settingan yang diberikan oleh hosting masing-masing.
Setelah itu maka domain akan bersambung dengan hosting yang biasanya dikenal dengan istilah propagate, waktu propagate agar sempurna memerlukan waktu 1-2 hari. Biasanya bila di daerah Amerika atau Eropa lebih cepat domain tersebut ter-propagate, kadang di Indonesia agak lambat, tapi juga tidak selamanya demikian, kadang dalam waktu 5 menit saja sudah domain sudah tersambung dengan hosting.
Setelah itu maka Anda perlu mengisi domain tersebut agar ada isinya dan enak dilihat, isilah website tersebut dengan file yang diinginkan, tentunya file-file tersebut sudah terlebih dahulu disiapkan di komputer masing-masing.
Untuk memindahkan file dari komputer ke website kita maka diperlukan FTP software, bila belum mempunyainya dapat menggunakan software gratis, misalnya :
- filezilla, silahkan download gratis di :
http://filezilla-project.org/ atau
http://filezilla-project.org/download.php
- Smart FTP, silahkan download gratis di :
http://www.smartftp.com/download
Setelah di download, buka file ftp Anda (Anda harus terhubung koneksi internet) dan ketika dijalankankan, kurang lebih FTP software filezilla berbentuk seperti berikut:
Contoh Filezilla
.Pada kotak Addres masukkan nama domain Anda
Pada kotak User masukkan username Anda yang dibuat waktu mendaftar di hosting
Pada kotak Password masukkan password Anda yang dibuat waktu mendaftar hosting
Lalu pilih Quickconnect
Maka akan terhubung ke lokasi penyimpanan file Anda di server hosting, kemudian masuk ke folder public html dengan cara klik dua kali di folder public_html.
public html
.
Setelah itu tempatkan folder disebelah kiri sesuai dengan file yang akan kita upload, sehingga tampilannya akan berbentuk seperti ini:
tampilan folder kiri dan kanan
.Terlihat di atas bahwa di sebelah kiri adalah file file kita di komputer dan di sebelah kanan adalah posisi file yang untuk penempatan di hosting/server yang saat ini masih kosong.
Upload file di komputer kita dengan cara:
Sorot/arahkan mouse ke file yang diingkan, klik kanan dan akan muncul kotak pilihan, pilih menu upload. Klik pilihan upload tersebut seperti terlihat pada gambar di bawah:
Upload
.Lakukan hal yang sama pada setiap file yang ingin diupload, bila ingin lebih cepat lagi maka blok semua file di komputer kita lalu klik kanan dan pilih menu upload.
Selanjutnya FTP Software akan bekerja mentransfer file dari komputer kita ke hosting. Bila semua file sudah teruplod maka proses upload dikatakan selesai.
Video tutorial mengoploadkan website silahkan lihat di:
Smart FTP
Menkonfigurasi situs Anda
Transfer files
Mengatur files Anda
..Semoga bermanfaat.
Selasa, 27 Oktober 2009
Sebuah Renungan tentang keSUKSESan
Sebuah Renungan tentang keSUKSESan
Saya coba menjabarkan kisah SUKSES saya berdasarkan pengalaman saya
sendiri....
Saya banyak terpengaruh oleh keSUKSESan Kelvin Hui (saya beruntung bisa
datang ke seminarnya tahun lalu di Jakarta ).
Kelvin Hui adalah seorang Web Publishing Businessman (Founder dari
ambatch.com dan SEO Master), yang berhasil mendapatkan kontrak dengan
Yahoo! senilai 20 juta dollar hanya untuk mempromosikan Yahoo! Di
Hongkong, Korea, dan Jepang selama tiga tahun!
Yang menarik, manusia ini justru sangat-sangat sederhana dalam
berpakaian, tutur katanya sangat halus namun penuh kebijaksanaan yang
membuat pemikiran saya berubah 180 derajat tentang keSUKSESan.
SUKSES itu sederhana, SUKSES tidak ada hubungannya dengan menjadi kaya
raya, SUKSES itu tidak rumit/rahasia
SUKSES itu tidak perlu dikejar, SUKSES adalah ANDA! Karena
keSUKSESan terbesar ada pada diri Anda sendiri...
Bagaimana Anda tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi
satu ovum, itu adalah SUKSES pertama Anda!
Bagaimana Anda bisa lahir dengan anggota tubuh yang sempurna tanpa
cacat, itulah keSUKSESan Anda yang kedua...
Ketika Anda ke sekolah, bahkan bisa menikmati studi S1 di saat setiap
menit ada 10 siswa yang drop out karena tidak mampu bayar SPP, itulah
SUKSES Anda yang ketiga...
Ketika Anda bisa bekerja di perusahaan di bilangan segitiga emas, di
saat 46 juta orang lainnya menjadi pengangguran, itulah keSUKSESan Anda
yang keempat...
Ketika Anda masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada tiga juta
orang yang mati kelaparan setiap bulannya, itulah keSUKSESan Anda yang
kelima...
SUKSES terjadi setiap hari, dan Anda tidak pernah menyadarinya. ..
Saya sangat tersentuh ketika menonton film "Click!" yang dibintangi oleh
Adam Sandler, "family comes first," begitu kata-kata terakhirnya kepada
anaknya sebelum ia meninggal...
Saking sibuknya Adam Sandler dalam mengejar keSUKSESan, ia sampai tidak
sempat meluangkan waktu untuk anak-istrinya, bahkan tidak sempat
menghadiri pemakaman ayahnya, keluarganya berantakan, istrinya yang
cantik menceraikannya, dan anaknya tidak mengenal siapa ayahnya...
SUKSES selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa
terus-menerus menjadi best seller dengan membuat keSUKSESan menjadi
suatu hal yang rumit dan sukar diperoleh...
SUKSES tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex,
pensiun muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/helikopter, punya
istri cantik seperti Donald Trump, resort mewah di Karibia, dll.
Tapi buat saya pribadi yang bisa hidup dengan sangat berkecukupan, saya
rasa SUKSES memiliki arti yang berbeda...
SUKSES adalah mencintai dan bangga terhadap diri Anda sendiri,
mengerjakan apa yang Anda sukai kapan saja dan di mana saja...
SUKSES sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan,
SUKSES sejati adalah menikmati dan bersyukur atas setiap detik kehidupan
Anda. Pada saat Anda gembira, Anda gembira sepenuhnya. Pada saat Anda
sedih, Anda sedih sepenuhnya, setelah itu Anda harus bersiap lagi
menghadapi episode yang baru.
SUKSES sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak
munafik, tidak menipu, apalagi scam, saleh, dan selalu rendah hati.
SUKSES itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak
lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit. SUKSES sejati adalah bisa
menerima sepenuhnya kelebihan, keadaan, dan kekurangan Anda apa adanya
dengan penuh syukur.
Saya berani berbicara seperti ini, karena hidup yang saya alami adalah
seperti roda pedati. Ketika masih mahasiswa, hidup saya begitu nelangsa
cuma mampu makan nasi warteg satu kali sehari dengan menu nasi setengah
+ sayur gratis + tempe goreng. Tetapi ternyata nikmat makan di warteg
kok sama saja bila dibandingkan ketika saya makan di restoran mewah di
Amerika...
Saya pernah tidur di kolong langit, beralaskan tanah dan terpal, hujan
kehujanan, panas kepanasan. Tetapi ternyata lelapnya saya tidur dulu kok
bisa sama saja bila dibandingkan ketika saya tidur di hotel bintang 5 di
Jepang...
Saya dulu pulang-pergi ke sekolah jalan kaki sejauh 40 km, memakai baju
yang lusuh, tas yang kotor, dan alat tulis seadanya. Datang ke sekolah
selalu menjadi bahan tertawaan teman-teman, tetapi kok sama saja enaknya
ketika saya dijemput oom saya naik mercy, sama-sama sampai di tujuan
ternyata...
Saya pernah diundang bos saya ke rumah barunya, untuk menikmati ruang
auditoriumnya. Ada speaker untuk karaoke, ada tape untuk mendengarkan
musik, ada home theater... Dia bilang harga speaker Thiel-nya untuk
mendengarkan musik saja harganya 400 juta rupiah, saya disuruh
mendengarkan waktu beliau memutar musik jazz, memang enak sekali, suara
dentingan gelas dan petikan bass-nya bisa terdengar jelas, tapi kok
setengah jam di situ, saya bosan juga. Sama nikmatnya dengan
mendengarkan musik di komputer sendiri, speakernya cuma seharga 100 ribu
rupiah...
Pernahkah Anda menyadari?
Anda sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang. Uang hanyalah
alat tukar. Anda sebenarnya membeli rumah dari waktu Anda.
Ya, Anda mungkin harus bekerja siang dan malam untuk membayar KPR selama
15 tahun atau membeli mobil/motor secara kredit selama tiga tahun.
Namun itu semua sebenarnya Anda dapatkan dari membarter waktu Anda
sendiri, Anda menjual waktu Anda dari pagi hingga malam hari kepada
penawar yang tertinggi, untuk mendapatkan uang agar bisa membeli
makanan, membayar pulsa telepon dll...
Aset terbesar Anda bukanlah rumah atau mobil Anda, tetapi diri Anda
sendiri.
Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat
daripada orang bodoh, karena semakin berharga diri Anda, semakin mahal
orang mau membeli waktu Anda...
Itu sebabnya mengapa harga dua jam motivator kelas dunia untuk berbicara di suatu seminar = 200 juta rupiah, atau harga 2 jam seminar inspirasi mencapai 100 juta...
Itu sebabnya mengapa Nike berani membayar Tiger Woods dan Michael Jordan
sebesar 200 juta dollar hanya untuk memakai produk Nike. Suatu produk
menjadi mahal bukan karena merk-nya, namun karena produk tersebut
dipakai oleh siapa....
Itu sebabnya bola basket bekas milik Michael Jordan bisa terjual 80 juta
dollar, sedangkan bola basket bekas dengan merk yang sama bila dijual
harganya justru turun...
Hidup ini lucu, kita seperti mengejar fatamorgana. Bila dilihat dari
jauh, mungkin kita melihat air di kejauhan, namun ketika kita kejar
dengan segenap tenaga dan akhirnya sampai di tujuan, yang kita lihat
hanya pantulan sinar matahari saja...
Lucu, bila setelah membaca tulisan di atas, Anda masih mengejar
fatamorgana tersebut ketimbang menghabiskan waktu Anda yang sangat
berharga untuk beribadah, sungkem kepada orangtua yang begitu mencintai Anda,
memeluk hangat istri Anda, mengatakan "I love you" kepada orang-orang
yang Anda cintai: orang tua, istri, anak, dan sahabat-sahabat Anda.
Lakukanlah selagi Anda masih punya waktu, selagi Anda masih sempat, Anda
tidak akan pernah tahu kapan Anda akan meninggal, mungkin besok pagi,
mungkin nanti malam, karena LIFE IS SO SHORT.
Saya coba menjabarkan kisah SUKSES saya berdasarkan pengalaman saya
sendiri....
Saya banyak terpengaruh oleh keSUKSESan Kelvin Hui (saya beruntung bisa
datang ke seminarnya tahun lalu di Jakarta ).
Kelvin Hui adalah seorang Web Publishing Businessman (Founder dari
ambatch.com dan SEO Master), yang berhasil mendapatkan kontrak dengan
Yahoo! senilai 20 juta dollar hanya untuk mempromosikan Yahoo! Di
Hongkong, Korea, dan Jepang selama tiga tahun!
Yang menarik, manusia ini justru sangat-sangat sederhana dalam
berpakaian, tutur katanya sangat halus namun penuh kebijaksanaan yang
membuat pemikiran saya berubah 180 derajat tentang keSUKSESan.
SUKSES itu sederhana, SUKSES tidak ada hubungannya dengan menjadi kaya
raya, SUKSES itu tidak rumit/rahasia
SUKSES itu tidak perlu dikejar, SUKSES adalah ANDA! Karena
keSUKSESan terbesar ada pada diri Anda sendiri...
Bagaimana Anda tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi
satu ovum, itu adalah SUKSES pertama Anda!
Bagaimana Anda bisa lahir dengan anggota tubuh yang sempurna tanpa
cacat, itulah keSUKSESan Anda yang kedua...
Ketika Anda ke sekolah, bahkan bisa menikmati studi S1 di saat setiap
menit ada 10 siswa yang drop out karena tidak mampu bayar SPP, itulah
SUKSES Anda yang ketiga...
Ketika Anda bisa bekerja di perusahaan di bilangan segitiga emas, di
saat 46 juta orang lainnya menjadi pengangguran, itulah keSUKSESan Anda
yang keempat...
Ketika Anda masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada tiga juta
orang yang mati kelaparan setiap bulannya, itulah keSUKSESan Anda yang
kelima...
SUKSES terjadi setiap hari, dan Anda tidak pernah menyadarinya. ..
Saya sangat tersentuh ketika menonton film "Click!" yang dibintangi oleh
Adam Sandler, "family comes first," begitu kata-kata terakhirnya kepada
anaknya sebelum ia meninggal...
Saking sibuknya Adam Sandler dalam mengejar keSUKSESan, ia sampai tidak
sempat meluangkan waktu untuk anak-istrinya, bahkan tidak sempat
menghadiri pemakaman ayahnya, keluarganya berantakan, istrinya yang
cantik menceraikannya, dan anaknya tidak mengenal siapa ayahnya...
SUKSES selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa
terus-menerus menjadi best seller dengan membuat keSUKSESan menjadi
suatu hal yang rumit dan sukar diperoleh...
SUKSES tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex,
pensiun muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/helikopter, punya
istri cantik seperti Donald Trump, resort mewah di Karibia, dll.
Tapi buat saya pribadi yang bisa hidup dengan sangat berkecukupan, saya
rasa SUKSES memiliki arti yang berbeda...
SUKSES adalah mencintai dan bangga terhadap diri Anda sendiri,
mengerjakan apa yang Anda sukai kapan saja dan di mana saja...
SUKSES sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan,
SUKSES sejati adalah menikmati dan bersyukur atas setiap detik kehidupan
Anda. Pada saat Anda gembira, Anda gembira sepenuhnya. Pada saat Anda
sedih, Anda sedih sepenuhnya, setelah itu Anda harus bersiap lagi
menghadapi episode yang baru.
SUKSES sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak
munafik, tidak menipu, apalagi scam, saleh, dan selalu rendah hati.
SUKSES itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak
lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit. SUKSES sejati adalah bisa
menerima sepenuhnya kelebihan, keadaan, dan kekurangan Anda apa adanya
dengan penuh syukur.
Saya berani berbicara seperti ini, karena hidup yang saya alami adalah
seperti roda pedati. Ketika masih mahasiswa, hidup saya begitu nelangsa
cuma mampu makan nasi warteg satu kali sehari dengan menu nasi setengah
+ sayur gratis + tempe goreng. Tetapi ternyata nikmat makan di warteg
kok sama saja bila dibandingkan ketika saya makan di restoran mewah di
Amerika...
Saya pernah tidur di kolong langit, beralaskan tanah dan terpal, hujan
kehujanan, panas kepanasan. Tetapi ternyata lelapnya saya tidur dulu kok
bisa sama saja bila dibandingkan ketika saya tidur di hotel bintang 5 di
Jepang...
Saya dulu pulang-pergi ke sekolah jalan kaki sejauh 40 km, memakai baju
yang lusuh, tas yang kotor, dan alat tulis seadanya. Datang ke sekolah
selalu menjadi bahan tertawaan teman-teman, tetapi kok sama saja enaknya
ketika saya dijemput oom saya naik mercy, sama-sama sampai di tujuan
ternyata...
Saya pernah diundang bos saya ke rumah barunya, untuk menikmati ruang
auditoriumnya. Ada speaker untuk karaoke, ada tape untuk mendengarkan
musik, ada home theater... Dia bilang harga speaker Thiel-nya untuk
mendengarkan musik saja harganya 400 juta rupiah, saya disuruh
mendengarkan waktu beliau memutar musik jazz, memang enak sekali, suara
dentingan gelas dan petikan bass-nya bisa terdengar jelas, tapi kok
setengah jam di situ, saya bosan juga. Sama nikmatnya dengan
mendengarkan musik di komputer sendiri, speakernya cuma seharga 100 ribu
rupiah...
Pernahkah Anda menyadari?
Anda sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang. Uang hanyalah
alat tukar. Anda sebenarnya membeli rumah dari waktu Anda.
Ya, Anda mungkin harus bekerja siang dan malam untuk membayar KPR selama
15 tahun atau membeli mobil/motor secara kredit selama tiga tahun.
Namun itu semua sebenarnya Anda dapatkan dari membarter waktu Anda
sendiri, Anda menjual waktu Anda dari pagi hingga malam hari kepada
penawar yang tertinggi, untuk mendapatkan uang agar bisa membeli
makanan, membayar pulsa telepon dll...
Aset terbesar Anda bukanlah rumah atau mobil Anda, tetapi diri Anda
sendiri.
Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat
daripada orang bodoh, karena semakin berharga diri Anda, semakin mahal
orang mau membeli waktu Anda...
Itu sebabnya mengapa harga dua jam motivator kelas dunia untuk berbicara di suatu seminar = 200 juta rupiah, atau harga 2 jam seminar inspirasi mencapai 100 juta...
Itu sebabnya mengapa Nike berani membayar Tiger Woods dan Michael Jordan
sebesar 200 juta dollar hanya untuk memakai produk Nike. Suatu produk
menjadi mahal bukan karena merk-nya, namun karena produk tersebut
dipakai oleh siapa....
Itu sebabnya bola basket bekas milik Michael Jordan bisa terjual 80 juta
dollar, sedangkan bola basket bekas dengan merk yang sama bila dijual
harganya justru turun...
Hidup ini lucu, kita seperti mengejar fatamorgana. Bila dilihat dari
jauh, mungkin kita melihat air di kejauhan, namun ketika kita kejar
dengan segenap tenaga dan akhirnya sampai di tujuan, yang kita lihat
hanya pantulan sinar matahari saja...
Lucu, bila setelah membaca tulisan di atas, Anda masih mengejar
fatamorgana tersebut ketimbang menghabiskan waktu Anda yang sangat
berharga untuk beribadah, sungkem kepada orangtua yang begitu mencintai Anda,
memeluk hangat istri Anda, mengatakan "I love you" kepada orang-orang
yang Anda cintai: orang tua, istri, anak, dan sahabat-sahabat Anda.
Lakukanlah selagi Anda masih punya waktu, selagi Anda masih sempat, Anda
tidak akan pernah tahu kapan Anda akan meninggal, mungkin besok pagi,
mungkin nanti malam, karena LIFE IS SO SHORT.
Senin, 26 Oktober 2009
Si Jari Cepat Beraksi di Windows 7
Nah, berikut ini adalah beberapa kombinasi tombol shortcut di keyboard yang baru ada di Windows 7:
• Win + Panah ke atas (Up) : digunakan untuk memaksimalkan jendela yang sedang aktif
• Win + Panah ke bawah (Down) : digunakan untuk meminimalkan tampilan jendela atau menurunkan dari posisi maksimal ke posisi normal (restore).
• Win + Panah kiri atau kanan : digunakan untuk menempelkan jendela aktif ke sisi kiri atau kanan layar, sehingga menutup separuh layar.
• Win + Shift + Panah kiri atau kanan : digunakan untuk 'melempar' jendela aktif ke layar monitor yang ada di sisi kiri atau kanan (jika menggunalan lebih dari satu layar)
• Win + tombol Home : meminimalkan semua jendela kecuali jendela yang aktif
• Win + Spasi : melihat tampilan Desktop tanpa meminimalkan jendela yang sedang terbuka --alias Aero Peek
• Win + T : mengaktifkan Taskbar, jika T ditekan berkali-kali sambil tetap menekan Win maka fokus akan berpindah-pindah antar aplikasi di Taskbar.
• Win + P : mengubah aturan presentasi, misalnya untuk beralih dari menampilkan ke layar, proyektor, layar+proyektor (duplicate) atau melebar ke beberapa layar (extended).
• Win + tombol Plus (+) : memperbesar (zoom in) pada tampilan layar
• Win + tombol Minus (-) : memperkecil (zoom out) tampilan layar
Berikut ini beberapa shortcut berguna untuk Windows Explorer pada Windows 7:
• Ctrl + Shift + N : membuat folder baru
• Alt + Panah ke atas : naik satu tingkat dalam susunan folder, misalnya dari C:\Documents\Inet ke C:\Documents
• Alt + P : menampilkan atau mematikan panel Preview di Windows Explorer
• Win + Panah ke atas (Up) : digunakan untuk memaksimalkan jendela yang sedang aktif
• Win + Panah ke bawah (Down) : digunakan untuk meminimalkan tampilan jendela atau menurunkan dari posisi maksimal ke posisi normal (restore).
• Win + Panah kiri atau kanan : digunakan untuk menempelkan jendela aktif ke sisi kiri atau kanan layar, sehingga menutup separuh layar.
• Win + Shift + Panah kiri atau kanan : digunakan untuk 'melempar' jendela aktif ke layar monitor yang ada di sisi kiri atau kanan (jika menggunalan lebih dari satu layar)
• Win + tombol Home : meminimalkan semua jendela kecuali jendela yang aktif
• Win + Spasi : melihat tampilan Desktop tanpa meminimalkan jendela yang sedang terbuka --alias Aero Peek
• Win + T : mengaktifkan Taskbar, jika T ditekan berkali-kali sambil tetap menekan Win maka fokus akan berpindah-pindah antar aplikasi di Taskbar.
• Win + P : mengubah aturan presentasi, misalnya untuk beralih dari menampilkan ke layar, proyektor, layar+proyektor (duplicate) atau melebar ke beberapa layar (extended).
• Win + tombol Plus (+) : memperbesar (zoom in) pada tampilan layar
• Win + tombol Minus (-) : memperkecil (zoom out) tampilan layar
Berikut ini beberapa shortcut berguna untuk Windows Explorer pada Windows 7:
• Ctrl + Shift + N : membuat folder baru
• Alt + Panah ke atas : naik satu tingkat dalam susunan folder, misalnya dari C:\Documents\Inet ke C:\Documents
• Alt + P : menampilkan atau mematikan panel Preview di Windows Explorer
Minggu, 11 Oktober 2009
Rahasia Dibalik Gempa ..Subhanallah !
Jam Gempa dan Nomor Ayat Quran Kok (Tidak) Cocok?
Jumat, 09 Oktober 2009 08:18
Pertanyaan
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mohon pencerahan dari ustadz tentang ramainya SMS tentang kecocokan antara jam terjadinya gempa dengan nomor ayat Quran yang kelihatan ada keterkaitannya. Pertanyaannya : apakah hal ini bisa diterima atau hanya kebetulan saja. Dan bolehkah kita mempercayai hal-hal seperti ini?
Terima kasih atas jawabannya.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kita harus mendoakan para korban dan keluarganya agar tabah menjalani cobaan dari Allah. Kita juga harus mengambil banyak pelajaran dari musibah gempa di Padang dan Sumatera umumnya. Pasti ada banyak hikmah di balik peristiwa itu. Kita yakin bahwa tiap kejadian pasti tidak lepas dari qadha' dan qadar dari Allah SWT.
Tapi mengait-ngaitkan jam kejadian gempa dengan nomor dan ayat Quran, rasanya aneh. Saya memang berkali-kali menerima pertanyaan serupa, baik lewat SMS, email, atau pun pertanyaan langsung.
Jawaban singkatnya hal itu tidak benar dan tidak ada hubungannya. Hanya orang yang kurang wawasan dan pengetahuan dengan ilmu-ilmu Al-Quran yang mudah terjebak dengan otak-atik angka ayat dan surat di Quran.
Mengapa saya katakan demikian?
Sederhana saja, karena ternyata penomoran surat dan ayat di Al-Quran bukan ditetapkan langsung dari langit, alias bukan atas ketetapan dari Allah. Penomoran itu dilakukan oleh manusia, tentu para ulama Quran. Tetapi yang jelas kalau penomoran itu dilakukan manusia, maka nomor-nomor kode surat dan ayat itu buan termasuk wahyu dari Allah. Sebagaimana perbedaan penulisan teks Al-Quran di sekian banyak mushaf yang pasti berbeda jumlah halamannya. Jadi bukan firman Allah.
Lafadz Al-Quran itu memang dari Allah, tetapi penomoran surat dan ayat hanya buatan manusia, meski tetap berdasarkan petunjuk dari Rasulullah SAW. Tetapi penomoran itu tidak baku, sangat mungkin berbeda dan bervariasi.
Jadi sangat tidak relevan kalau dikaitkan dengan jam kejadian Gempa di Padang yang katanya terjadi jam 17.16. Kebetulan saja kalau kita buka Al-Quran pada surat yang ke-17 ayat ke-16, kita akan dapati terjemahannya sbb):
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
Oleh mereka yang kurang paham, ayat yang bercerita tentang penghancuran suatu negeri ini ternyata dikait-kaitkan dengan gempa di Padang. Hanya lantaran nomor ayat dan suratnya cocok dengan jam kejadiannya, yaitu jam 17:16. Hmm, kok lucu ya? Kok bisa-bisanya nomor ayat dikait-kaitkan dengan jam kejadian gempa?
Kemudian, terjadi ladi gempa susulan di tempat yang sama. Konon katanya terjadi pada jam 17.58. Kalau kita buka surat ke-17, Al Israa’ ayat 58, kita akan menemukan terjemahanannya sbb :
“Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
Wah, kok kayak kebetulan ya, kok ngepas sekali ayat itu dengan jam kejadian gempa susulan? Kira-kira begitu kita diajak berpikir. Apalagi masih ditambah dengan info yang berikutnya :
Yang tambah bikin penasaran, esoknya terjadi gempa lain, kali ini di di Jambi. Konon kejadiannya pada pukul 8.52. Surat ke-8 itu adalah Surat Al Anfaa. Kalau kita buka ayat nomor 52, terjemahannya sbb :
“(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Tidak Nyambung
Jawaban saya tetap bahwa intinya hal itu tidak benar. Malahan sangat tidak benar Kenapa? Ada banyak ketidak-sesuaian dan ketidak-sambungan logika meski terasa sangat dipaksakan.
Bukti sederhana ketida-nyambungnya adalah ketika kita bandingakn dengan sejarah gempa lain di negeri kita. Ambillah contoh gempa di Yogya 27 Mei 2006 yang terjadi jam 05.55 pagi. Coba buka ayat Quran surat ke-5 (Al-Maidah) ayat 55, apa isinya?
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
Tidak nyambung kan? Tidak ada kaitannya dengan gempa-gempaan atau musibah atau hal-hal sejenis. Alih-alih bicara gempa, ayat di atas malah bicara tentang sistem kepemimpinan. Mana gempanya?
Kita buktikan lagi dengan Gempa dan Tsunami di Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Dalam catatan kejadiannya tepat pada pukul 7:58. Coba buka surat ketujuh yaitu Al-A'raf ayat 58, apa isinya?
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لاَ يَخْرُجُ إِلاَّ نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
Sekali lagi, mana gempanya? Mana mushibahnya? Mana adzabnya? Nggak ada tuh. Ayat ini sama sekali tidak menyebut-nyebut gempa atau mushibah. Jadi memang tidak ada kaitannya.
Ada begitu banyak ketidak-sesuaian, ketidak-sambungan, dan juga pemaksaan atas sebuah logika yang tidak nyambung. Apalagi kalau kita mau telaah lebih dalam lagi, maka akan semakin tidak nyambung.
Coba kita lihat fakta-fakta berikut ini :
Pertama : Al-Quran Tidak Mengenal Penghitungan Jam
Sistem penghitungan waktu yang dikenal Al-Quran hanya penghitungan hari, bulan dan tahun. Misalnya :
• Al-Quran menyebut hari Jumat (QS. Al-Jumuah : 9), hari Sabtu (QS. Al-Baqarah : 65)
• Al-Quran menyebut nama bulan Ramadhan (QS. Al-Baqarah : 185).
• Quran juga menyebut lama waktu dengan hitungan bulan, seperti pada penangguhan orang yang meng-ila' istrinya, yaitu selama 4 bulan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Baqarah : 226.
• Juga masa 'iddah wanita yang ditinggal mati suaminya, yaitu selama 4 bulan 10 hari, sebgaimana disebutkan dalam Al-Baqarah : 234). Sedangkan yang sudah menopuse masanya adalah 3 bulan, seperti disebutkan dalam At-Thalaq ayat 4.
• Demikian hukuman diyat salah satunya berpuasa 2 bulan berturut-turut sebagaimana disebutkan dalam Al-Nisa' ayat 92.
• Menyusui dan menyapih bayi selama 30 bulan, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Ahqaf ayat 15.
• Malam Qadar itu lebih baik dari 1.000 bulan (Qs. Al-Qadr : 3)
• Al-Quran bercerita tentang orang yang ingin diberi umur 1.000 tahun (QS. Al-Baqarah : 96)
• Masa penyusuan anak idealnya 2 tahun (QS. Al-Baqarah : 233)
• Orang yang hampir meninggal berwasiat untuk memberi nafkah kepada istri untuk 1 tahun lamanya (QS. Al-Baqarah : 240)
• Allah mematikan orang selama 100 tahun kemudian menghidupkannya (QS. Al-Baqarah : 259)
• Allah menyesatkan orang yahudi sehingga berputar-putar kebingungan di muka bumi selama 40 tahun (QS. Al-Maidah : 26)
• Nabi Yusuf menyarankan untuk bertanam selama 7 tahun karena akan datang masa paceklik selama 7 tahun (QS. Yusuf : 47-48)
• Ashhabbul Kahfi ditidurkan selama 300 tahun plus 9 tahun (QS. AL-Kahfi : 25)
• Usia Nabi Muh alaihissalam adalah 1.000 tahun kurang 50 tahun (QS. Al-Ankabut : 14)
• Sehari di sisi Allah seperti 1.000 tahun dalam perhitungan kita (QS. As-Sajdah : 5)
• Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun. (QS. Al-Ma'arij :4)
Tapi tidak pernah sekali pun Al-Quran menyebut-nyebut ukuran waktu dengan format jam. Kenapa?
Mudah saya, karena sistem penghitungan waktu dengan jam yang kita gunakan saat ini, hanya buatan manusia. Berlakunya hanya berlaku di zaman kita ini saja.
Pada saat Al-Quran diturunkan 14 abad yang lalu, manusia belum mengenal pembagian waktu yang sehari 24 jam. Di satu sisi, Al-Quran adalah kitab yang abadi, sementara penggunaan sistem waktu dan jam akan selalu berubah. Bagaimana mungkin Al-Quran menyimpan pesan yang hanya dikhususkan untuk satu zaman saja?
Di masa mendatang boleh jadi kita akan meninggalkan sistem penghitugan jam yang sekarang ini dengan sitem yang lain. Kalau sehari sekarang ini kita hitung menjadi 24 jam, boleh jadi kapan-kapan kita buat menjadi 100 jam dengan ukuran sama yaitu sehari semalam.
Atau boleh jadi kita akan menggunakan sistem jam bintang (baca:stardate) seperti yang diperkenalkan dalam serial film StarTrek. Kalau pakai stardate, gempa di Padang yang jam 17:16 itu adalah -313252.8234398783. Masih minus karena stardate baru akan dimulai pada 1 Januari tahun 2323.
Lalu siapa yang menetapkan bahwa satu hari terdiri dari 24 jam, 1 jam terdiri dari 60 menit, dan 1 menit terdiri dari 60 detik? Yang pasti ketentuan itu tidak datang dari langit sebagai wahyu. Konon besaran itu diambil dari peradaban Babylonia yang mengenal sistem penghitungan sexagesimal yang berbasis angka (60). Sedangkan istilah `jam` konon sudah digunakan oleh peradaban Mesir kuno sebagai 1/24 dari mean matahari.
Yang jadi pertanyaan, apakah Al-Quran mengakui hitungan-hitungan itu lalu menyelipkan informasi di sela-sela nomor ayat? Kok jadi mirip film X-files?
Kedua : Jam Kita Adalah Jam Politis
Selain Al-Quran tidak mengenal penghitungan waktu dengan jam, pada dasarnya sistem jam yang kita gunakan ini bersifat politis. Gempa di Padang itu hanya dianggap terjadi pada jam 17:16 kalau menurut hitungan waktu Indonesia Bagian Barat. Karena Padang itu terdapat di wilayah NKRI.
Tapi seandainya -ini hanya seandainya- kota Padang itu bukan bagian dari Negara Indonesia, tentu gempa tidak terjadi pada jam 17:16, tetapi bisa saja malah jam 18:16 atau jam 16:16. Semua tergantung kebijakan pemerintahannya.
Kok gitu?
Ya memang begitu. Mari kita buat pengandaian. Seandainya kota Padang itu bagian dari Singapura, maka kejadian gempa itu pastinya bukan jam 17:16, tetapi jam 18:16. Sebab meski letaknya lebih di Barat dari Jakarta, tapi secara kebijakan Pemerintah Singapura menetapkan jam mereka lebih dulu dari Indonesia. Kalau Jakarta atau WIB itu GMT+7, ternyata Singapura malah GMT+8.
Padahal posisi Singapura lebih ke Barat dibandingkan Jakarta. Seharusnya Jakarta lebih dulu dari Singapura. Tapi sekali lagi karena ini hanya urusan politis dua negara yang beda pemerintahan, maka akhirnya Singapura yang lebih dekat ke kota Padang malah punya jam yang lebih dulu dari jam Jakarta.
Jadi angka 17:16 yang katanya merupakan surat ke-17 ayat ke-16, kalau dikait-kaitkan dengan jam kejadian gempa Padang, tentu 100% dusta, hanyalah ilusi, hayal, dan tidak tepat. Kenapa? Karena penetapan hitungan jam itu bersifat nisbi.
Salah satu bukti bahwa penetapan jam itu semata-mata politis adalah kalau kita berada di negeri sub-tropis. Setiap ganti musim baik dari musim panas ke musim dingin atau sebaliknya, pemerintah punya kebijakan untuk mengubah atau melompat jam secara massal. Yang tadinya jam 07.00 pagi, secara massal di bawah perintah penguasa, rakyat diminta mengubah jamnya jadi jam 08.00. Heboh kan?
Konon sejarah gonta-ganti jam ini belum lama. Awalnya dimulai pada saat krisis minyak pada tahun 1970-an. Waktu krisis minyak tersebut, harga minyak menjadi berlipat ganda dan minyak pun menjadi barang langka. Berhubung minyak diperlukan untuk seluruh industri dan berbagai keperluan sehari-hari lainnya, pemerintah Swiss (dan beberapa negara Eropa lainnya, kalau nggak salah) memutuskan memajukan satu jam.
Dengan cara itu berarti negara ini menghemat satu jam pemakaian minyak, lantaran satu jam dianggap hilang. Jadi kalau ditetapkan pada tanggal sekian waktu dimajukan satu jam pada jam 12 malam, pada waktu jam menunjukkan 24.00, semua jam dimajukan menjadi jam 01.00. Ini artinya waktu antara 24.00-01.00 tidak eksis alias hilang.
Tapi kemudian `hilang`-nya waktu ini pun diganti pada waktu pergantian jam di musim dingin, dengan diundurnya waktu selama satu jam. Artinya kalau tanggal X harus ganti waktu musim dingin pada jam 12 malam, sewaktu jam menunjukkan pukul 24.00, seluruh jam diundur menjadi 23.00. Artinya waktu 23.00-24.00 berulang dua kali, dua jam. Impas kan. Ribet ya?
Tapi intinya saya cuma mau bilang bahwa penghitungan jam itu sangat nisbi dan sangat politis. Tidak layak Al-Quran memberi informasi berdasark kebijakan politis sebuah pemerintahan.
Ketiga : Sistem Penomoran Ayat Quran Cuma Ijtihad Manusia
Lafadz Al-Quran memang dari Allah SWT yang sampai kepada kita sepanjang 14 abad dengan proses periwayatan yang mutawatir. Tetapi urusan penomoran ayat-ayatnya ternyata tidak merupakan ketetapan dari Allah SWT.
Karena itulah kita menemukan para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah total ayat Al-Quran. Ternyata jumlahnya yang konon 6.666 ayat itu malah tidak ada rujukannya. Cobalah iseng-iseng ambil kalkulator lalu jumlahkan semua ayat yang ada di 114 surat, hasilnya pasti bukan 6.666.
Lho kok?
Nah, biar mudahnya silahkan baca tulisan saya sebelumnya tentang perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang jumlah total ayat Al-quran, silahkan klik di link ini.
Perbedaan dalam menghitung jumlah ayat ini sama sekali tidak menodai Al-Quran. Kasusnya sama dengan perbedaan jumlah halaman mushaf dari berbagai versi percetakan. Ada mushfah yang tipis dan sedikit mengandung halaman, tapi juga ada mushfah yang tebal dan mengandung banyak halaman.
Yang membedakanya adalah ukuran font, jenis dan tata letak (lay out) halaman mushaf. Tidak ada ketetapan dari Nabi SAW bahwa Al-Quran itu harus dicetak dengan jumlah halaman tertentu.
Lalu apa kaitannya dengan tema yang kita sedang bahas?
Kaitannya adalah bahwa nomor ayat itu juga bersifat nisbi. Kalau angka jam digital menyebutkan 17:16, lalu dianggap itu merupakan kode isyarat nomor surat dan ayat di Al-Quran, maka nomor itu mau menggunakan versi yang mana?
Kalau pakai mushaf yang umumnya kita pakai memang barangkali ada kebetulannya untuk cocok, tetapi kita harus ingat bahwa ada berjuta jenis dan versi mushaf di dunia ini, dimana nomor surat dan ayat 17:16 belum tentu terkait dengan musibah gempa.
Keempat : Al-Quran Bukan Buku BMG
Al-Quran sejak awal diturunkan tidak pernah disebutkan mengandung informasi dunia teknologi. Apalagi hanya dikaitkan dengan nomor-nomor surat atau nomor-nomor ayat di dalamnya. Nomor-nomor itu 100% buatan manusia, sama sekali tidak datang dari Allah SWT. Jadi kalau dipercayai sebagai bagian dari wahyu, sungguh sebuah kekeliruan yang fatal.
Memang benar bahwa Al-Quran adalah kitab petunjuk, tetapi tentu saja bukan petunjuk yang terkait dengan hal-hal teknis. Kita tidak akan menemukan tatacara membangun gedung, membikin mobil, menangkap ikan, menanam padi di sawah, atau mengetahui kapan terjadi bencana alam. Jelas sekali Al-Quran tidak diturunkan untuk kebutuhan seperti itu.
Kalau Al-Quran diyakini sebagai buku referensi teknologi, berarti kita secara tidak langsung telah menuduh Nabi Muhammad SAW telah zalim atau tidak mengerti Al-Quran.
Kok gitu?
Ya, karena Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang sah ditugaskan untuk menjelaskan isi Al-Quran, bahkan disebutkan bahwa beliau adalah Al-Quran yang berjalan. Kalau di dalam Al-Quran itu ada info tentang kapan terjadi bencana alam, lalu Nabi SAW diam saja tidak bilang apa-apa, berarti Nabi SAW itu zalim, karena tidak memberikan peringatan dini. Itu kalau kita anggap Nabi SAW tahu semua isi Al-Quran.
Tapi kalau kita bilang bahwa Nabi SAW tidak tahu ada informasi seperti itu di dalam Al-Quran, maka kita juga telah menuduh yang salah kepada beliau. Masak ada info tentang gempa di dalam Al-Quran, Nabi SAW malah tidak tahu? Lalu buat apa jadi nabi? Nabi kok tidak tahu info dalam Al-Quran?
Lebih parah lagi, kenapa Allah SWT terkesan `menyembunyikan` info akan terjadi gempa di dalam Al-Quran? Apakah Al-Quran itu merupakan buku teka-teki? Apakah kita disuruh untuk bermain puzzle dengan nomor ayat Quran? Untuk itukah Quran diturunkan?
Betapa naifnya kalau memang begitu. Quran kitab yang agung itu ternyata tidak lebih hanya dijadikan buku teka-teki yang angka di dalamnya diotak-atik, mirip orang kecanduan judi buntut.
Astaghfirullahal-Adzhiem.
Jadi kesimpulannya, informasi bahwa ayat Al-Quran mengandung misteri terselubung yang berupa data-data akan terjadi gempa tidak lain hanyalah klenik abad 21 yang dimainkan oleh mereka yang bermental Bani Israil, karena tidak lebih dari sekedar asathir (dongeng), levelnya sederajat dengan kisah-kisah israiliyat versi yahudi laknatullahi alaihim. Sayangnya, banyak juga yang terkecoh dengan ilusi model beginian.
Kepercayaan semacam itu sama sekali tidak memberikan nilai tambah apa pun buat Al-Quran. Malah sebaliknya, Quran jadi direndahkan selevel dengan kitab primbon atau mujarobat. Naudzu billah tsumma nauzdu billah.
Wallahu a'lam bishshawab, wasalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Jumat, 09 Oktober 2009 08:18
Pertanyaan
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mohon pencerahan dari ustadz tentang ramainya SMS tentang kecocokan antara jam terjadinya gempa dengan nomor ayat Quran yang kelihatan ada keterkaitannya. Pertanyaannya : apakah hal ini bisa diterima atau hanya kebetulan saja. Dan bolehkah kita mempercayai hal-hal seperti ini?
Terima kasih atas jawabannya.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kita harus mendoakan para korban dan keluarganya agar tabah menjalani cobaan dari Allah. Kita juga harus mengambil banyak pelajaran dari musibah gempa di Padang dan Sumatera umumnya. Pasti ada banyak hikmah di balik peristiwa itu. Kita yakin bahwa tiap kejadian pasti tidak lepas dari qadha' dan qadar dari Allah SWT.
Tapi mengait-ngaitkan jam kejadian gempa dengan nomor dan ayat Quran, rasanya aneh. Saya memang berkali-kali menerima pertanyaan serupa, baik lewat SMS, email, atau pun pertanyaan langsung.
Jawaban singkatnya hal itu tidak benar dan tidak ada hubungannya. Hanya orang yang kurang wawasan dan pengetahuan dengan ilmu-ilmu Al-Quran yang mudah terjebak dengan otak-atik angka ayat dan surat di Quran.
Mengapa saya katakan demikian?
Sederhana saja, karena ternyata penomoran surat dan ayat di Al-Quran bukan ditetapkan langsung dari langit, alias bukan atas ketetapan dari Allah. Penomoran itu dilakukan oleh manusia, tentu para ulama Quran. Tetapi yang jelas kalau penomoran itu dilakukan manusia, maka nomor-nomor kode surat dan ayat itu buan termasuk wahyu dari Allah. Sebagaimana perbedaan penulisan teks Al-Quran di sekian banyak mushaf yang pasti berbeda jumlah halamannya. Jadi bukan firman Allah.
Lafadz Al-Quran itu memang dari Allah, tetapi penomoran surat dan ayat hanya buatan manusia, meski tetap berdasarkan petunjuk dari Rasulullah SAW. Tetapi penomoran itu tidak baku, sangat mungkin berbeda dan bervariasi.
Jadi sangat tidak relevan kalau dikaitkan dengan jam kejadian Gempa di Padang yang katanya terjadi jam 17.16. Kebetulan saja kalau kita buka Al-Quran pada surat yang ke-17 ayat ke-16, kita akan dapati terjemahannya sbb):
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
Oleh mereka yang kurang paham, ayat yang bercerita tentang penghancuran suatu negeri ini ternyata dikait-kaitkan dengan gempa di Padang. Hanya lantaran nomor ayat dan suratnya cocok dengan jam kejadiannya, yaitu jam 17:16. Hmm, kok lucu ya? Kok bisa-bisanya nomor ayat dikait-kaitkan dengan jam kejadian gempa?
Kemudian, terjadi ladi gempa susulan di tempat yang sama. Konon katanya terjadi pada jam 17.58. Kalau kita buka surat ke-17, Al Israa’ ayat 58, kita akan menemukan terjemahanannya sbb :
“Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
Wah, kok kayak kebetulan ya, kok ngepas sekali ayat itu dengan jam kejadian gempa susulan? Kira-kira begitu kita diajak berpikir. Apalagi masih ditambah dengan info yang berikutnya :
Yang tambah bikin penasaran, esoknya terjadi gempa lain, kali ini di di Jambi. Konon kejadiannya pada pukul 8.52. Surat ke-8 itu adalah Surat Al Anfaa. Kalau kita buka ayat nomor 52, terjemahannya sbb :
“(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Tidak Nyambung
Jawaban saya tetap bahwa intinya hal itu tidak benar. Malahan sangat tidak benar Kenapa? Ada banyak ketidak-sesuaian dan ketidak-sambungan logika meski terasa sangat dipaksakan.
Bukti sederhana ketida-nyambungnya adalah ketika kita bandingakn dengan sejarah gempa lain di negeri kita. Ambillah contoh gempa di Yogya 27 Mei 2006 yang terjadi jam 05.55 pagi. Coba buka ayat Quran surat ke-5 (Al-Maidah) ayat 55, apa isinya?
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
Tidak nyambung kan? Tidak ada kaitannya dengan gempa-gempaan atau musibah atau hal-hal sejenis. Alih-alih bicara gempa, ayat di atas malah bicara tentang sistem kepemimpinan. Mana gempanya?
Kita buktikan lagi dengan Gempa dan Tsunami di Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Dalam catatan kejadiannya tepat pada pukul 7:58. Coba buka surat ketujuh yaitu Al-A'raf ayat 58, apa isinya?
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لاَ يَخْرُجُ إِلاَّ نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
Sekali lagi, mana gempanya? Mana mushibahnya? Mana adzabnya? Nggak ada tuh. Ayat ini sama sekali tidak menyebut-nyebut gempa atau mushibah. Jadi memang tidak ada kaitannya.
Ada begitu banyak ketidak-sesuaian, ketidak-sambungan, dan juga pemaksaan atas sebuah logika yang tidak nyambung. Apalagi kalau kita mau telaah lebih dalam lagi, maka akan semakin tidak nyambung.
Coba kita lihat fakta-fakta berikut ini :
Pertama : Al-Quran Tidak Mengenal Penghitungan Jam
Sistem penghitungan waktu yang dikenal Al-Quran hanya penghitungan hari, bulan dan tahun. Misalnya :
• Al-Quran menyebut hari Jumat (QS. Al-Jumuah : 9), hari Sabtu (QS. Al-Baqarah : 65)
• Al-Quran menyebut nama bulan Ramadhan (QS. Al-Baqarah : 185).
• Quran juga menyebut lama waktu dengan hitungan bulan, seperti pada penangguhan orang yang meng-ila' istrinya, yaitu selama 4 bulan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Baqarah : 226.
• Juga masa 'iddah wanita yang ditinggal mati suaminya, yaitu selama 4 bulan 10 hari, sebgaimana disebutkan dalam Al-Baqarah : 234). Sedangkan yang sudah menopuse masanya adalah 3 bulan, seperti disebutkan dalam At-Thalaq ayat 4.
• Demikian hukuman diyat salah satunya berpuasa 2 bulan berturut-turut sebagaimana disebutkan dalam Al-Nisa' ayat 92.
• Menyusui dan menyapih bayi selama 30 bulan, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Ahqaf ayat 15.
• Malam Qadar itu lebih baik dari 1.000 bulan (Qs. Al-Qadr : 3)
• Al-Quran bercerita tentang orang yang ingin diberi umur 1.000 tahun (QS. Al-Baqarah : 96)
• Masa penyusuan anak idealnya 2 tahun (QS. Al-Baqarah : 233)
• Orang yang hampir meninggal berwasiat untuk memberi nafkah kepada istri untuk 1 tahun lamanya (QS. Al-Baqarah : 240)
• Allah mematikan orang selama 100 tahun kemudian menghidupkannya (QS. Al-Baqarah : 259)
• Allah menyesatkan orang yahudi sehingga berputar-putar kebingungan di muka bumi selama 40 tahun (QS. Al-Maidah : 26)
• Nabi Yusuf menyarankan untuk bertanam selama 7 tahun karena akan datang masa paceklik selama 7 tahun (QS. Yusuf : 47-48)
• Ashhabbul Kahfi ditidurkan selama 300 tahun plus 9 tahun (QS. AL-Kahfi : 25)
• Usia Nabi Muh alaihissalam adalah 1.000 tahun kurang 50 tahun (QS. Al-Ankabut : 14)
• Sehari di sisi Allah seperti 1.000 tahun dalam perhitungan kita (QS. As-Sajdah : 5)
• Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun. (QS. Al-Ma'arij :4)
Tapi tidak pernah sekali pun Al-Quran menyebut-nyebut ukuran waktu dengan format jam. Kenapa?
Mudah saya, karena sistem penghitungan waktu dengan jam yang kita gunakan saat ini, hanya buatan manusia. Berlakunya hanya berlaku di zaman kita ini saja.
Pada saat Al-Quran diturunkan 14 abad yang lalu, manusia belum mengenal pembagian waktu yang sehari 24 jam. Di satu sisi, Al-Quran adalah kitab yang abadi, sementara penggunaan sistem waktu dan jam akan selalu berubah. Bagaimana mungkin Al-Quran menyimpan pesan yang hanya dikhususkan untuk satu zaman saja?
Di masa mendatang boleh jadi kita akan meninggalkan sistem penghitugan jam yang sekarang ini dengan sitem yang lain. Kalau sehari sekarang ini kita hitung menjadi 24 jam, boleh jadi kapan-kapan kita buat menjadi 100 jam dengan ukuran sama yaitu sehari semalam.
Atau boleh jadi kita akan menggunakan sistem jam bintang (baca:stardate) seperti yang diperkenalkan dalam serial film StarTrek. Kalau pakai stardate, gempa di Padang yang jam 17:16 itu adalah -313252.8234398783. Masih minus karena stardate baru akan dimulai pada 1 Januari tahun 2323.
Lalu siapa yang menetapkan bahwa satu hari terdiri dari 24 jam, 1 jam terdiri dari 60 menit, dan 1 menit terdiri dari 60 detik? Yang pasti ketentuan itu tidak datang dari langit sebagai wahyu. Konon besaran itu diambil dari peradaban Babylonia yang mengenal sistem penghitungan sexagesimal yang berbasis angka (60). Sedangkan istilah `jam` konon sudah digunakan oleh peradaban Mesir kuno sebagai 1/24 dari mean matahari.
Yang jadi pertanyaan, apakah Al-Quran mengakui hitungan-hitungan itu lalu menyelipkan informasi di sela-sela nomor ayat? Kok jadi mirip film X-files?
Kedua : Jam Kita Adalah Jam Politis
Selain Al-Quran tidak mengenal penghitungan waktu dengan jam, pada dasarnya sistem jam yang kita gunakan ini bersifat politis. Gempa di Padang itu hanya dianggap terjadi pada jam 17:16 kalau menurut hitungan waktu Indonesia Bagian Barat. Karena Padang itu terdapat di wilayah NKRI.
Tapi seandainya -ini hanya seandainya- kota Padang itu bukan bagian dari Negara Indonesia, tentu gempa tidak terjadi pada jam 17:16, tetapi bisa saja malah jam 18:16 atau jam 16:16. Semua tergantung kebijakan pemerintahannya.
Kok gitu?
Ya memang begitu. Mari kita buat pengandaian. Seandainya kota Padang itu bagian dari Singapura, maka kejadian gempa itu pastinya bukan jam 17:16, tetapi jam 18:16. Sebab meski letaknya lebih di Barat dari Jakarta, tapi secara kebijakan Pemerintah Singapura menetapkan jam mereka lebih dulu dari Indonesia. Kalau Jakarta atau WIB itu GMT+7, ternyata Singapura malah GMT+8.
Padahal posisi Singapura lebih ke Barat dibandingkan Jakarta. Seharusnya Jakarta lebih dulu dari Singapura. Tapi sekali lagi karena ini hanya urusan politis dua negara yang beda pemerintahan, maka akhirnya Singapura yang lebih dekat ke kota Padang malah punya jam yang lebih dulu dari jam Jakarta.
Jadi angka 17:16 yang katanya merupakan surat ke-17 ayat ke-16, kalau dikait-kaitkan dengan jam kejadian gempa Padang, tentu 100% dusta, hanyalah ilusi, hayal, dan tidak tepat. Kenapa? Karena penetapan hitungan jam itu bersifat nisbi.
Salah satu bukti bahwa penetapan jam itu semata-mata politis adalah kalau kita berada di negeri sub-tropis. Setiap ganti musim baik dari musim panas ke musim dingin atau sebaliknya, pemerintah punya kebijakan untuk mengubah atau melompat jam secara massal. Yang tadinya jam 07.00 pagi, secara massal di bawah perintah penguasa, rakyat diminta mengubah jamnya jadi jam 08.00. Heboh kan?
Konon sejarah gonta-ganti jam ini belum lama. Awalnya dimulai pada saat krisis minyak pada tahun 1970-an. Waktu krisis minyak tersebut, harga minyak menjadi berlipat ganda dan minyak pun menjadi barang langka. Berhubung minyak diperlukan untuk seluruh industri dan berbagai keperluan sehari-hari lainnya, pemerintah Swiss (dan beberapa negara Eropa lainnya, kalau nggak salah) memutuskan memajukan satu jam.
Dengan cara itu berarti negara ini menghemat satu jam pemakaian minyak, lantaran satu jam dianggap hilang. Jadi kalau ditetapkan pada tanggal sekian waktu dimajukan satu jam pada jam 12 malam, pada waktu jam menunjukkan 24.00, semua jam dimajukan menjadi jam 01.00. Ini artinya waktu antara 24.00-01.00 tidak eksis alias hilang.
Tapi kemudian `hilang`-nya waktu ini pun diganti pada waktu pergantian jam di musim dingin, dengan diundurnya waktu selama satu jam. Artinya kalau tanggal X harus ganti waktu musim dingin pada jam 12 malam, sewaktu jam menunjukkan pukul 24.00, seluruh jam diundur menjadi 23.00. Artinya waktu 23.00-24.00 berulang dua kali, dua jam. Impas kan. Ribet ya?
Tapi intinya saya cuma mau bilang bahwa penghitungan jam itu sangat nisbi dan sangat politis. Tidak layak Al-Quran memberi informasi berdasark kebijakan politis sebuah pemerintahan.
Ketiga : Sistem Penomoran Ayat Quran Cuma Ijtihad Manusia
Lafadz Al-Quran memang dari Allah SWT yang sampai kepada kita sepanjang 14 abad dengan proses periwayatan yang mutawatir. Tetapi urusan penomoran ayat-ayatnya ternyata tidak merupakan ketetapan dari Allah SWT.
Karena itulah kita menemukan para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah total ayat Al-Quran. Ternyata jumlahnya yang konon 6.666 ayat itu malah tidak ada rujukannya. Cobalah iseng-iseng ambil kalkulator lalu jumlahkan semua ayat yang ada di 114 surat, hasilnya pasti bukan 6.666.
Lho kok?
Nah, biar mudahnya silahkan baca tulisan saya sebelumnya tentang perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang jumlah total ayat Al-quran, silahkan klik di link ini.
Perbedaan dalam menghitung jumlah ayat ini sama sekali tidak menodai Al-Quran. Kasusnya sama dengan perbedaan jumlah halaman mushaf dari berbagai versi percetakan. Ada mushfah yang tipis dan sedikit mengandung halaman, tapi juga ada mushfah yang tebal dan mengandung banyak halaman.
Yang membedakanya adalah ukuran font, jenis dan tata letak (lay out) halaman mushaf. Tidak ada ketetapan dari Nabi SAW bahwa Al-Quran itu harus dicetak dengan jumlah halaman tertentu.
Lalu apa kaitannya dengan tema yang kita sedang bahas?
Kaitannya adalah bahwa nomor ayat itu juga bersifat nisbi. Kalau angka jam digital menyebutkan 17:16, lalu dianggap itu merupakan kode isyarat nomor surat dan ayat di Al-Quran, maka nomor itu mau menggunakan versi yang mana?
Kalau pakai mushaf yang umumnya kita pakai memang barangkali ada kebetulannya untuk cocok, tetapi kita harus ingat bahwa ada berjuta jenis dan versi mushaf di dunia ini, dimana nomor surat dan ayat 17:16 belum tentu terkait dengan musibah gempa.
Keempat : Al-Quran Bukan Buku BMG
Al-Quran sejak awal diturunkan tidak pernah disebutkan mengandung informasi dunia teknologi. Apalagi hanya dikaitkan dengan nomor-nomor surat atau nomor-nomor ayat di dalamnya. Nomor-nomor itu 100% buatan manusia, sama sekali tidak datang dari Allah SWT. Jadi kalau dipercayai sebagai bagian dari wahyu, sungguh sebuah kekeliruan yang fatal.
Memang benar bahwa Al-Quran adalah kitab petunjuk, tetapi tentu saja bukan petunjuk yang terkait dengan hal-hal teknis. Kita tidak akan menemukan tatacara membangun gedung, membikin mobil, menangkap ikan, menanam padi di sawah, atau mengetahui kapan terjadi bencana alam. Jelas sekali Al-Quran tidak diturunkan untuk kebutuhan seperti itu.
Kalau Al-Quran diyakini sebagai buku referensi teknologi, berarti kita secara tidak langsung telah menuduh Nabi Muhammad SAW telah zalim atau tidak mengerti Al-Quran.
Kok gitu?
Ya, karena Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang sah ditugaskan untuk menjelaskan isi Al-Quran, bahkan disebutkan bahwa beliau adalah Al-Quran yang berjalan. Kalau di dalam Al-Quran itu ada info tentang kapan terjadi bencana alam, lalu Nabi SAW diam saja tidak bilang apa-apa, berarti Nabi SAW itu zalim, karena tidak memberikan peringatan dini. Itu kalau kita anggap Nabi SAW tahu semua isi Al-Quran.
Tapi kalau kita bilang bahwa Nabi SAW tidak tahu ada informasi seperti itu di dalam Al-Quran, maka kita juga telah menuduh yang salah kepada beliau. Masak ada info tentang gempa di dalam Al-Quran, Nabi SAW malah tidak tahu? Lalu buat apa jadi nabi? Nabi kok tidak tahu info dalam Al-Quran?
Lebih parah lagi, kenapa Allah SWT terkesan `menyembunyikan` info akan terjadi gempa di dalam Al-Quran? Apakah Al-Quran itu merupakan buku teka-teki? Apakah kita disuruh untuk bermain puzzle dengan nomor ayat Quran? Untuk itukah Quran diturunkan?
Betapa naifnya kalau memang begitu. Quran kitab yang agung itu ternyata tidak lebih hanya dijadikan buku teka-teki yang angka di dalamnya diotak-atik, mirip orang kecanduan judi buntut.
Astaghfirullahal-Adzhiem.
Jadi kesimpulannya, informasi bahwa ayat Al-Quran mengandung misteri terselubung yang berupa data-data akan terjadi gempa tidak lain hanyalah klenik abad 21 yang dimainkan oleh mereka yang bermental Bani Israil, karena tidak lebih dari sekedar asathir (dongeng), levelnya sederajat dengan kisah-kisah israiliyat versi yahudi laknatullahi alaihim. Sayangnya, banyak juga yang terkecoh dengan ilusi model beginian.
Kepercayaan semacam itu sama sekali tidak memberikan nilai tambah apa pun buat Al-Quran. Malah sebaliknya, Quran jadi direndahkan selevel dengan kitab primbon atau mujarobat. Naudzu billah tsumma nauzdu billah.
Wallahu a'lam bishshawab, wasalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Kenapa Takut Mati?
Kami melihat banyak manusia yang membenci kematian. Apa sebabnya, dan bagaimana agama islam memandangnya? Sedangkan Allah SWT berfirman, “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan. Sedangkan kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A’la: 16-17)
Dari ajaran Islam kita memahami bahwa kematian hanyalah tidur sejenak. Manusia akan segera terjaga dari kematian itu untuk memulai kehidupan yang panjang, kekal, dan abadi. Allah SWT menyerupakan kematian dengan tidur dalam firman berikut ini,
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka dia tahanlah jiwa (orang) yang Dia telah tetapkan kematiannya. (QS. Az-Zumar)
Semakna dengan ayat ini rasullullah saw bersabda,
“Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, kalian akan mati sebagaimana kalian tidur, dan kalian akan dibangkitkan sebagaimana kalian terbangun”
Kematian adalah sunnatullah yang kerap kita saksikan dan berulang setiap hari. Namun demikian manusia membencinya dan merasa takut terhadapnya. Adapun alasanya bermacam-macam diantaranya: Perbuatan maksiat dan dosa yang diancam oleh siksaan Allah SWT membuat seseorang takut untuk bertemu dengan-Nya. Sebab lainnya adalah kecintaan yang berlebihan terhadap kehidupan, panjang angan-angan, dan terlalu banyak keinginan. Rasulullah saw bersabda,
“Seorang yang sudah tua renta tetap seperti anak muda dalam mencintai dua hal: Panjang usia dan cinta harta.”
Seorang khalifah yang terkenal keadilannya, edan dianggap sebagai khulafa’urrasyidiin yang kelima yaitu Umar bin Abdul Aziz ra, nampak pemahamannya yang dalam terhadap hadis ini ketika berkata, “Pada diriku terdapat nafsu yang tak pernah lepas dari keinginan. Setiap kali berhasil meraih suatu keinginan, timbul keinginan untuk mendapatkan keinginan yang lebih besar. Ketika keinginannya telah selesai, barulah muncul keinginan untuk meraih akhirat.” Setelah timbul keinginan terhadap akhirat, maka ia akan bersiap-siap untuknya dan berbuat karenanya. Setelah itu barulah dia kan merasa bahagia untuk menghadap Allah.
Di antara sebab-sebab rasa takut manusia terhadap kematian adalah kurangnya persiapan yang dilakukannya untuk menghadapi kematian dan kehidupan setelah kematian. Manusia juga sering kali terpedaya dengan kehidupan terutama ketika merasa sehat dan kuat, dia sering kali menyangka bahwa kehidupannya masih terbentang luas. Dia tidak tahu atau pura-pura tidak tau bahwa umurnya sangat terbatas dan ajalnya bisa datang setiap saat. Tak ada seorangpun yang tahu kapan maut menjemputnya. Sebab lainnya dari takut terhadap kematian adalah adanya hasrat dalam diri manusia untuk hidup abadi. Hasrat itu mereka wujudkan dengan menumpuk numpuk harta, membangun gedung-gedung, memperbanyak keturunan, dan sarana-sarana kehidupan lainnya. Hasrat dan perilaku ini bisa terdapat pada pada seorang yang beriman pada kehidupan setelah mati, dan bisa pula terdapat pada orang yang kafir terhadap-Nya. Apabila dia seorang yang beriman terhadap hari kebangkita, namun dia tidak melakukan persiapan dengan baik, maka dia akan merasa takut untuk menghadapinya. Apabila dia seorang yang tidak beriman pada hari kebangkitan, maka rasa takutnya akan lebih besar lagi, karena dia menduga bahwa kematian adalah pemutus kehidupannya. Kematian akan menghapus cita-cita hidup kekal yang sangat didambakannya. Ajaran islam telah menjelaskan permasalahan ini dengan penjelaskan yang paling benar dan lurus. Islam mengajarkan kepada para pengikutnya untuk meyakini bahwa kematian adalah perpindahan manusia dari kehidupan yang sebentar dan sementara pada kehidupan yang kekal abadi: Allah SWT berfirman,
Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (QS. Al-‘Ankabut: 64)
Seandainya orang-orang yang rakus itu memahami hakikat kehidupan yang kekal sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, niscaya akan selesai permasalahan tentang kekekalan yang selalu mereka inginkan. Mereka akan menyadari bahwa usaha mereka untuk dapat kekal hidup di dunia adalah usaha yang sia-sia.
Al-Qur’an mengisyaratkan tentang hal ini ketika berbicara tetang sifat orang Yahudi,
Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. (QS. Al-Baqarah: 96)
Meskipun ajalnya ditangguhkan dan umurnya dipanjangkan, orang-orang yang melebihi batas itu tetap saj akan merasa takut terhadap hari akhirat, karena di sana telah menunggu azab yang kekal sebagai balasan dari kekafiran dan perbuatan jahatnya.
Dari sini kita dapat memahami mengapa salafush-shalih sangat giat mengingat kematian dan memperingatkan manusia tentangnya. Karena, kematian selalu mengingatkan, kepada orang-orang yang suka berzikir maupun orang-orang yang gemar melakukan kemungkaran untuk segera bersiap-siap menghadapinya. Apabila seseorang telah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya maka akan hilang rasa takutnya dalam menghadapi kematian. Rasulullah saw bersabda,
“Ya Allah hidupkanlah aku selama hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku bila kematian itu lebih baik bagiku.”
Dengan ungkapan doa ini Rasulullah mengajarkan bahwa yang terpenting bukanlah kehidupan ataupun kematian. Yang terpenting adalah kebaikan dan kemuliaan, baik yang segera (di dunia) maupun yang ditangguhkan (akhirat).
Rasulullah saw juga bersabda,
“Ya Allah sesungguhnya aku sangat rindu untuk bertemu dengan-Mu, semoga Engkau juga rindu untuk bertemu denganku.”
Rasulullah saw sangat rindu untuk bertemu dengan Allah SWT, maka beliau pun memohon agar Allah pun merindukan pertemuan dengannya. Tak lama setelah itu Allah pun memanggil beliau kehadirat-Nya. Doa tersebut menunjukkan bahwa beliau telah sempurna persiapannya untuk bertemu dengan Tuhannya. Tantang tidak datangnya kematian, digambarkan oleh seorang penyair dalam sebuah bait yang indah sebagai berikut:
Selama aku berjuang di jalan Allah yang suci
Selama aku tetap seorang muslim sejati
Aku sama sekali tak peduli
Kapan pun dan di mana pun aku mati
Bait syair di atas menggambarkan ketidakpedulian akan kematian selama dia yakin bahwa keimanan akan menyertai kematiannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT,
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali ‘Imran: 102)
Pada hari-hari terakhir kehidupannya Umar bin Khathab selalu mengulang-ngulang perkataan sebagai berikut, “Ya Allah telah tua usiaku, telah rapuh kekuatanku, tinggal sedikit kemampuanku, sedangkan rakyatku telah tersebar. Maka bawalah aku menghadap-Mu sebagai orang yang tidak mengurangi ajaran-Mu dan tidak pula melebih-lebihkannya. Ya Allah karuniakan kepadaku mati syahid dalam berjuang di jalan-Mu. Dan jadikanlah negeri Rasulullah saw ini sebagai tempat kematianku.”
Sikap seperti ini yang biasanya muncul dari jiwa-jiwa yang mulia, membangkitkan kesadaran untuk melakukan persiapan dengan sebaik-baiknya sehigga tidak ada lagi ras takut dan gentar untuk menghadapi kematian. Derajat seperti inilah yang dicari dengan sungguh-sungguh oleh orang-orang yang baik. Adapun orang-orang yang di sibukkan oleh nafsu syahwat dan dunia sama sekali tak akan peduli pada amal-amal akhirat.
Allah SWT berfirman,
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.(QS. Al-A’la: 16-17)
Sungguh suatu hal yang mengagumkan bahwa pada permulaan surat al-A’la —di mana kedua ayat di atas berada—-terdapat dua ayat mulia yang mengandung isyarat dan nasihat. Apabila manusia memahami secara mendalam kedua ayat tersebut, maka dia tidak akan terlalu cinta pada dunia, dan tidak akan takut pada kematian. Kedua ayat tersebut adalah,
Dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.(QS. Al-A’la: 4-5)
Kedua ayat itu menjelaskan bahwa di antara sifat Allah SWT adalah menumbuhkan tanaman dan pepohonan di atas bumi. Setelah tanaman dan pepohonan itu menghijau dan segar, Dia bisa menjadikannya rumput yang kering kehitam-hitaman. Ini adalah isyarat yang sangat jelas mengenai cepatnya perubahan yang terjadi dari sejak kehidupan bermula, kemudian tumbuh berkembang, lalu menjadi kering, layu, dan hancur. Setelah Ayat tersebut Allah SWT berfirman,
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A’la: 16-17)
Maknanya adalah bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan yang ditetapkan Allah SWT sebagai kehidupan yang cepat binasa, sebagaimana tanaman yang cepat layu dan kering. Sedangkan keistimewaannya, kehidupan akhirat adalah kehidupan yang lebih baik dak lebih kekal.
Wallahu a’lam
Dari ajaran Islam kita memahami bahwa kematian hanyalah tidur sejenak. Manusia akan segera terjaga dari kematian itu untuk memulai kehidupan yang panjang, kekal, dan abadi. Allah SWT menyerupakan kematian dengan tidur dalam firman berikut ini,
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka dia tahanlah jiwa (orang) yang Dia telah tetapkan kematiannya. (QS. Az-Zumar)
Semakna dengan ayat ini rasullullah saw bersabda,
“Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, kalian akan mati sebagaimana kalian tidur, dan kalian akan dibangkitkan sebagaimana kalian terbangun”
Kematian adalah sunnatullah yang kerap kita saksikan dan berulang setiap hari. Namun demikian manusia membencinya dan merasa takut terhadapnya. Adapun alasanya bermacam-macam diantaranya: Perbuatan maksiat dan dosa yang diancam oleh siksaan Allah SWT membuat seseorang takut untuk bertemu dengan-Nya. Sebab lainnya adalah kecintaan yang berlebihan terhadap kehidupan, panjang angan-angan, dan terlalu banyak keinginan. Rasulullah saw bersabda,
“Seorang yang sudah tua renta tetap seperti anak muda dalam mencintai dua hal: Panjang usia dan cinta harta.”
Seorang khalifah yang terkenal keadilannya, edan dianggap sebagai khulafa’urrasyidiin yang kelima yaitu Umar bin Abdul Aziz ra, nampak pemahamannya yang dalam terhadap hadis ini ketika berkata, “Pada diriku terdapat nafsu yang tak pernah lepas dari keinginan. Setiap kali berhasil meraih suatu keinginan, timbul keinginan untuk mendapatkan keinginan yang lebih besar. Ketika keinginannya telah selesai, barulah muncul keinginan untuk meraih akhirat.” Setelah timbul keinginan terhadap akhirat, maka ia akan bersiap-siap untuknya dan berbuat karenanya. Setelah itu barulah dia kan merasa bahagia untuk menghadap Allah.
Di antara sebab-sebab rasa takut manusia terhadap kematian adalah kurangnya persiapan yang dilakukannya untuk menghadapi kematian dan kehidupan setelah kematian. Manusia juga sering kali terpedaya dengan kehidupan terutama ketika merasa sehat dan kuat, dia sering kali menyangka bahwa kehidupannya masih terbentang luas. Dia tidak tahu atau pura-pura tidak tau bahwa umurnya sangat terbatas dan ajalnya bisa datang setiap saat. Tak ada seorangpun yang tahu kapan maut menjemputnya. Sebab lainnya dari takut terhadap kematian adalah adanya hasrat dalam diri manusia untuk hidup abadi. Hasrat itu mereka wujudkan dengan menumpuk numpuk harta, membangun gedung-gedung, memperbanyak keturunan, dan sarana-sarana kehidupan lainnya. Hasrat dan perilaku ini bisa terdapat pada pada seorang yang beriman pada kehidupan setelah mati, dan bisa pula terdapat pada orang yang kafir terhadap-Nya. Apabila dia seorang yang beriman terhadap hari kebangkita, namun dia tidak melakukan persiapan dengan baik, maka dia akan merasa takut untuk menghadapinya. Apabila dia seorang yang tidak beriman pada hari kebangkitan, maka rasa takutnya akan lebih besar lagi, karena dia menduga bahwa kematian adalah pemutus kehidupannya. Kematian akan menghapus cita-cita hidup kekal yang sangat didambakannya. Ajaran islam telah menjelaskan permasalahan ini dengan penjelaskan yang paling benar dan lurus. Islam mengajarkan kepada para pengikutnya untuk meyakini bahwa kematian adalah perpindahan manusia dari kehidupan yang sebentar dan sementara pada kehidupan yang kekal abadi: Allah SWT berfirman,
Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (QS. Al-‘Ankabut: 64)
Seandainya orang-orang yang rakus itu memahami hakikat kehidupan yang kekal sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, niscaya akan selesai permasalahan tentang kekekalan yang selalu mereka inginkan. Mereka akan menyadari bahwa usaha mereka untuk dapat kekal hidup di dunia adalah usaha yang sia-sia.
Al-Qur’an mengisyaratkan tentang hal ini ketika berbicara tetang sifat orang Yahudi,
Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. (QS. Al-Baqarah: 96)
Meskipun ajalnya ditangguhkan dan umurnya dipanjangkan, orang-orang yang melebihi batas itu tetap saj akan merasa takut terhadap hari akhirat, karena di sana telah menunggu azab yang kekal sebagai balasan dari kekafiran dan perbuatan jahatnya.
Dari sini kita dapat memahami mengapa salafush-shalih sangat giat mengingat kematian dan memperingatkan manusia tentangnya. Karena, kematian selalu mengingatkan, kepada orang-orang yang suka berzikir maupun orang-orang yang gemar melakukan kemungkaran untuk segera bersiap-siap menghadapinya. Apabila seseorang telah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya maka akan hilang rasa takutnya dalam menghadapi kematian. Rasulullah saw bersabda,
“Ya Allah hidupkanlah aku selama hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku bila kematian itu lebih baik bagiku.”
Dengan ungkapan doa ini Rasulullah mengajarkan bahwa yang terpenting bukanlah kehidupan ataupun kematian. Yang terpenting adalah kebaikan dan kemuliaan, baik yang segera (di dunia) maupun yang ditangguhkan (akhirat).
Rasulullah saw juga bersabda,
“Ya Allah sesungguhnya aku sangat rindu untuk bertemu dengan-Mu, semoga Engkau juga rindu untuk bertemu denganku.”
Rasulullah saw sangat rindu untuk bertemu dengan Allah SWT, maka beliau pun memohon agar Allah pun merindukan pertemuan dengannya. Tak lama setelah itu Allah pun memanggil beliau kehadirat-Nya. Doa tersebut menunjukkan bahwa beliau telah sempurna persiapannya untuk bertemu dengan Tuhannya. Tantang tidak datangnya kematian, digambarkan oleh seorang penyair dalam sebuah bait yang indah sebagai berikut:
Selama aku berjuang di jalan Allah yang suci
Selama aku tetap seorang muslim sejati
Aku sama sekali tak peduli
Kapan pun dan di mana pun aku mati
Bait syair di atas menggambarkan ketidakpedulian akan kematian selama dia yakin bahwa keimanan akan menyertai kematiannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT,
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali ‘Imran: 102)
Pada hari-hari terakhir kehidupannya Umar bin Khathab selalu mengulang-ngulang perkataan sebagai berikut, “Ya Allah telah tua usiaku, telah rapuh kekuatanku, tinggal sedikit kemampuanku, sedangkan rakyatku telah tersebar. Maka bawalah aku menghadap-Mu sebagai orang yang tidak mengurangi ajaran-Mu dan tidak pula melebih-lebihkannya. Ya Allah karuniakan kepadaku mati syahid dalam berjuang di jalan-Mu. Dan jadikanlah negeri Rasulullah saw ini sebagai tempat kematianku.”
Sikap seperti ini yang biasanya muncul dari jiwa-jiwa yang mulia, membangkitkan kesadaran untuk melakukan persiapan dengan sebaik-baiknya sehigga tidak ada lagi ras takut dan gentar untuk menghadapi kematian. Derajat seperti inilah yang dicari dengan sungguh-sungguh oleh orang-orang yang baik. Adapun orang-orang yang di sibukkan oleh nafsu syahwat dan dunia sama sekali tak akan peduli pada amal-amal akhirat.
Allah SWT berfirman,
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.(QS. Al-A’la: 16-17)
Sungguh suatu hal yang mengagumkan bahwa pada permulaan surat al-A’la —di mana kedua ayat di atas berada—-terdapat dua ayat mulia yang mengandung isyarat dan nasihat. Apabila manusia memahami secara mendalam kedua ayat tersebut, maka dia tidak akan terlalu cinta pada dunia, dan tidak akan takut pada kematian. Kedua ayat tersebut adalah,
Dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.(QS. Al-A’la: 4-5)
Kedua ayat itu menjelaskan bahwa di antara sifat Allah SWT adalah menumbuhkan tanaman dan pepohonan di atas bumi. Setelah tanaman dan pepohonan itu menghijau dan segar, Dia bisa menjadikannya rumput yang kering kehitam-hitaman. Ini adalah isyarat yang sangat jelas mengenai cepatnya perubahan yang terjadi dari sejak kehidupan bermula, kemudian tumbuh berkembang, lalu menjadi kering, layu, dan hancur. Setelah Ayat tersebut Allah SWT berfirman,
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A’la: 16-17)
Maknanya adalah bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan yang ditetapkan Allah SWT sebagai kehidupan yang cepat binasa, sebagaimana tanaman yang cepat layu dan kering. Sedangkan keistimewaannya, kehidupan akhirat adalah kehidupan yang lebih baik dak lebih kekal.
Wallahu a’lam
Minggu, 04 Oktober 2009
Hidup Adalah Pilihan
Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar disebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam ditanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku diatas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku”.
Dan bibit itupun tumbuh makin menjulang,
Bibit kedua bergumam, “Aku takut, jika kutanamkan akarku kedalam tanah ini, aku tak tahu apa yang akan kutemui didalam sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku pasti akan terkoyak.”
“Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutku dari tanah. Tidak. Akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”
Dan bibit itupun menunggu dalam kesendiriannya.
Beberapa pekan kemudian seekor ayam menggilas tanah itu, menemukan bibit kedua tadi dan mencaploknya segera.
Renungan :
Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbang-bimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, pilihlah dengan bijak.
Rabu, 16 September 2009
Tips Bershodaqoh Harta
Bulan Ramadhan merupakan rahmat bagi alam semesta,,bulan baik bagi tiap insan,,maka sangat sayang apabila bulan baik ini dibiarkan berlalu begitu saja,,khususnya bagi sahabat muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa tentunya sangat ingin menambah & meningkat amal ibadah lainnya selain ibadah puasa. Misalnyai shodaqoh, bulan ini bulan baik bagi kita smua untuk mulai membiasakan diri untuk bershodaqoh,,karena begitu banyak sekali manfaat shodaqoh itu bahkan sudah banyak yang mengkisahkan betapa dahsyatnya shodaqoh itu. Dan shodaqoh itu tidak harus selalu dengan harta.
"Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh".
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bershodaqoh dengan kelebihan harta mereka”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershodaqoh? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh “. Mereka bertanya, “ Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”. (HR. Muslim no. 2376)
Ya demikianlah shodaqoh itu, uraian di atas mungkin sudah banyak di baca oleh sahabat muslim, saya hanya seklumit sajikan perihal shodaqoh di atas hanya untuk mengingatkan tentang shodaqoh, karena saling mengingatkan dalam kebaikan itu juga shodaqoh dan saya ingin bershodaqoh dengan cara ini.
Shodaqoh memang tidak harus dengan harta,,tapi apalah gunanya harta yang kita miliki kalau tidak pernah dibelanjakan di jalan ALLAH SWT,, misalnya dengan cara bershodaqoh. Sahabat muslim pasti percaya kalo bershodaqoh dengan harta itu dirasakan berat oleh kita,,karena awalnya memang demikian bahkan sampai sekarang terkadang masih ada yang suka terasa berat untuk bershodaqoh dengan harta. Padahal harta yang kita shodaqohkan itu secara fisik nominalnya memang berkurang tetapi secara manfaatnya sesungguhnya harta kita tidaklah berkurang sedikit pun, melaikan malah bertambah.
Bershodaqoh harta memang terasa berat, seolah kita senantiasa merasa tidak ada bagian dari harta kita yang dapat kita shodaqohkan, tiap rizki yang kita dapat seolah merasa hanya cukup untuk kebutuhan kita, atau kebutuhan anak dan istri, atau kebutuhan keluarga kita yang lainnya. Dan kita merasa apabila rizki yang kita peroleh tadi kita shodaqohkan sebagian kecil saja lalu muncul pertanyaan bagaimana dengan kebutuhan saya, kan saya mau membeli ini..itu..kan istri saya minta ini..itu..kan..kan..terus masih banyak lagi kannya.
Lalu kalau begini terus kapan kita bisa terbiasa untuk bershodaqoh harta. Ada Tips yang bisa di coba agar kita bisa terbiasa bershodaqoh harta. Tipsnya sederhana yaitu "Tiap kali kita mendapatkan rizki berapapun besarnya segeralah kita bershodaqoh, jangan biarkan rizki yang kita dapat tadi dibawa pulang untuk dibagi-bagikan dengan semua kebutuhan yang ada sebelum kita keluarkan walau cuma sedikit untuk bershodaqoh. Karena percayalah apabila kita menunda bershodaqoh maka akan banyak jalan setan yang mengajak kita untuk tidak jadi bershodaqoh".
Ada satu pengalaman dari seorang sahabat muslim mengenai apa yang dirasanya dari mensegerakan shodaqoh dibandingkan dengan menunda shodaqoh. Berikut kutipannya:
"Saya pernah juga merasakan hal seperti itu, ketika saya baru mendapat rizki, saya tidak segera bershodaqoh akan tetapi segera saya bawa pulang. Sesampainya di rumah rizki tadi segera saya alokasikan kepada pos-pos kebutuhan saya yang ini yang itu. Dan hasilnya tidak ada se-sen pun yang tersisa untuk saya shodaqohkan dan malah saya merasa kok kebutuhan saya masih saja belum terpenuhi atas rizki yang saya peroleh tadi".
"Hal sebaliknya pernah saya rasakan ketika saya baru menerima rizki dan saya segerakan untuk bershodaqoh, subhanallah...saya tidak merasa kekurangan, semua kebutuhan saya dapat terpenuhi bahkan masih ada sisanya walau cuma receh, tapi itu luar biasa bagi saya karena pada waktu itu kebutuhan saya lagi banyak-banyaknya maklum lagi musim libur panjang, saya dan keluarga banyak keperluan/kebutuhan yang harus saya penuhi, saya merasakan ada berkah dari rizki yang saya peroleh tadi dan berkah itu sangat sulit saya utarakan dengan kata-kata, mungkin itu berkah dari shodaqoh..allohuallam.
"Sejak saya mengetahuinya dan benar saya merasakannya perbedaan dari mensegerakan shodaqoh dengan menunda shodaqoh, maka saya berniat dalam hati sebisa mungkin setiap kali saya mendapat rizki saya akan segera bershodaqoh ya walaupun saya masih suka lupa tapi saya akan terus berusaha konsisten. (proporsional tentunya, tidak semua yang saya dapat saya shodaqohkan walau terkesan berhitung-hitung atau seperti kurang ikhlas tapi saya yakin apabila saya sudah terbiasa Insya Allah saya menjadi ikhlas dalam bershodaqoh)"
Pengalaman sederhana di atas tidak ada salahnya apabila kita coba, agar kita sama-sama dapat terbiasa bershodaqoh, ya walaupun shodaqoh itu tidak harus dengan harta, tapi apa salahnya apabila kita berharta lalu kita shodaqohkan sebagian saja. Dan bershodaqoh harta juga tidak harus menunggu nanti, yaitu apabila harta kita dirasa sudah berlebih, karena kalau rasa dan pemikiran seperti itu yang ada, maka dijamin kita akan selalu ketinggalan dalam bershodaqoh khususnya shodaqoh harta.
Semoga kita semua tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi...amin.
"Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh".
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bershodaqoh dengan kelebihan harta mereka”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershodaqoh? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh “. Mereka bertanya, “ Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”. (HR. Muslim no. 2376)
Ya demikianlah shodaqoh itu, uraian di atas mungkin sudah banyak di baca oleh sahabat muslim, saya hanya seklumit sajikan perihal shodaqoh di atas hanya untuk mengingatkan tentang shodaqoh, karena saling mengingatkan dalam kebaikan itu juga shodaqoh dan saya ingin bershodaqoh dengan cara ini.
Shodaqoh memang tidak harus dengan harta,,tapi apalah gunanya harta yang kita miliki kalau tidak pernah dibelanjakan di jalan ALLAH SWT,, misalnya dengan cara bershodaqoh. Sahabat muslim pasti percaya kalo bershodaqoh dengan harta itu dirasakan berat oleh kita,,karena awalnya memang demikian bahkan sampai sekarang terkadang masih ada yang suka terasa berat untuk bershodaqoh dengan harta. Padahal harta yang kita shodaqohkan itu secara fisik nominalnya memang berkurang tetapi secara manfaatnya sesungguhnya harta kita tidaklah berkurang sedikit pun, melaikan malah bertambah.
Bershodaqoh harta memang terasa berat, seolah kita senantiasa merasa tidak ada bagian dari harta kita yang dapat kita shodaqohkan, tiap rizki yang kita dapat seolah merasa hanya cukup untuk kebutuhan kita, atau kebutuhan anak dan istri, atau kebutuhan keluarga kita yang lainnya. Dan kita merasa apabila rizki yang kita peroleh tadi kita shodaqohkan sebagian kecil saja lalu muncul pertanyaan bagaimana dengan kebutuhan saya, kan saya mau membeli ini..itu..kan istri saya minta ini..itu..kan..kan..terus masih banyak lagi kannya.
Lalu kalau begini terus kapan kita bisa terbiasa untuk bershodaqoh harta. Ada Tips yang bisa di coba agar kita bisa terbiasa bershodaqoh harta. Tipsnya sederhana yaitu "Tiap kali kita mendapatkan rizki berapapun besarnya segeralah kita bershodaqoh, jangan biarkan rizki yang kita dapat tadi dibawa pulang untuk dibagi-bagikan dengan semua kebutuhan yang ada sebelum kita keluarkan walau cuma sedikit untuk bershodaqoh. Karena percayalah apabila kita menunda bershodaqoh maka akan banyak jalan setan yang mengajak kita untuk tidak jadi bershodaqoh".
Ada satu pengalaman dari seorang sahabat muslim mengenai apa yang dirasanya dari mensegerakan shodaqoh dibandingkan dengan menunda shodaqoh. Berikut kutipannya:
"Saya pernah juga merasakan hal seperti itu, ketika saya baru mendapat rizki, saya tidak segera bershodaqoh akan tetapi segera saya bawa pulang. Sesampainya di rumah rizki tadi segera saya alokasikan kepada pos-pos kebutuhan saya yang ini yang itu. Dan hasilnya tidak ada se-sen pun yang tersisa untuk saya shodaqohkan dan malah saya merasa kok kebutuhan saya masih saja belum terpenuhi atas rizki yang saya peroleh tadi".
"Hal sebaliknya pernah saya rasakan ketika saya baru menerima rizki dan saya segerakan untuk bershodaqoh, subhanallah...saya tidak merasa kekurangan, semua kebutuhan saya dapat terpenuhi bahkan masih ada sisanya walau cuma receh, tapi itu luar biasa bagi saya karena pada waktu itu kebutuhan saya lagi banyak-banyaknya maklum lagi musim libur panjang, saya dan keluarga banyak keperluan/kebutuhan yang harus saya penuhi, saya merasakan ada berkah dari rizki yang saya peroleh tadi dan berkah itu sangat sulit saya utarakan dengan kata-kata, mungkin itu berkah dari shodaqoh..allohuallam.
"Sejak saya mengetahuinya dan benar saya merasakannya perbedaan dari mensegerakan shodaqoh dengan menunda shodaqoh, maka saya berniat dalam hati sebisa mungkin setiap kali saya mendapat rizki saya akan segera bershodaqoh ya walaupun saya masih suka lupa tapi saya akan terus berusaha konsisten. (proporsional tentunya, tidak semua yang saya dapat saya shodaqohkan walau terkesan berhitung-hitung atau seperti kurang ikhlas tapi saya yakin apabila saya sudah terbiasa Insya Allah saya menjadi ikhlas dalam bershodaqoh)"
Pengalaman sederhana di atas tidak ada salahnya apabila kita coba, agar kita sama-sama dapat terbiasa bershodaqoh, ya walaupun shodaqoh itu tidak harus dengan harta, tapi apa salahnya apabila kita berharta lalu kita shodaqohkan sebagian saja. Dan bershodaqoh harta juga tidak harus menunggu nanti, yaitu apabila harta kita dirasa sudah berlebih, karena kalau rasa dan pemikiran seperti itu yang ada, maka dijamin kita akan selalu ketinggalan dalam bershodaqoh khususnya shodaqoh harta.
Semoga kita semua tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi...amin.
Kamis, 20 Agustus 2009
Kehidupanya hanya untuk duniawi sehingga menyebabkan agama dijadikan permainan dan gurauan belaka...!
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي اْلأَمْوَالِ وَاْلأَوْلاَدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًا وَفِي اْلآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
“Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)
Bacalah berulang kalam dari Rabb yang mulia di atas berikut maknanya… Setelahnya, apa yang kamu pahami dari kehidupan dunia?
Masihkah dunia membuaimu? Masihkah angan-anganmu melambung tuk meraih gemerlapnya? Masihkah engkau tertipu dengan kesenangannya?
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu dalam Tafsir-nya, “Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang hakikat dunia dan apa yang ada di atasnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala terangkan akhir kesudahannya dan kesudahan penduduknya. Dunia adalah permainan dan sesuatu yang melalaikan. Mempermainkan tubuh dan melalaikan hati. Bukti akan hal ini didapatkan dan terjadi pada anak-anak dunia1. Engkau dapati mereka menghabiskan waktu-waktu dalam umur mereka dengan sesuatu yang melalaikan hati dan melengahkan dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun janji (pahala dan surga, -pent.) dan ancaman (adzab dan neraka, -pent.) yang ada di hadapan, engkau lihat mereka telah menjadikan agama mereka sebagai permainan dan gurauan belaka. Berbeda halnya dengan orang yang sadar dan orang-orang yang beramal untuk akhirat. Hati mereka penuh disemarakkan dengan dzikrullah, mengenali dan mencintai-Nya. Mereka sibukkan waktu-waktu mereka dengan melakukan amalan yang dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah daripada membuangnya untuk sesuatu yang manfaatnya sedikit.”
Asy-Syaikh rahimahullahu melanjutkan, “Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan permisalan bagi dunia dengan hujan yang turun di atas bumi. Suburlah karenanya tumbuh-tumbuhan yang dimakan oleh manusia dan hewan. Hingga ketika bumi telah memakai perhiasan dan keindahannya, dan para penanamnya, yang cita-cita dan pandangan mereka hanya sebatas dunia, pun terkagum-kagum karenanya. Datanglah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akhirnya tanaman itu layu, menguning, kering dan hancur. Bumi kembali kepada keadaannya semula, seakan-akan belum pernah ada tetumbuhan yang hijau di atasnya. Demikianlah dunia. Tatkala pemiliknya bermegah-megahan dengannya, apa saja yang ia inginkan dari tuntutan dunia dapat ia peroleh. Apa saja perkara dunia yang ia tuju, ia dapatkan pintu-pintunya terbuka. Namun tiba-tiba ketetapan takdir menimpanya berupa hilangnya dunianya dari tangannya. Hilangnya kekuasaannya… Jadilah ia meninggalkan dunia dengan tangan kosong, tidak ada bekal yang dibawanya kecuali kain kafan….” (Taisir Al-Karimirir Rahman, hal. 841)
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkisah, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati pasar sementara orang-orang ada di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang kecil atau terputus telinganya (cacat). Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata:
أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ قَالُوا: وَاللهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
“Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga satu dirham?” Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Apakah kalian suka bangkai anak kambing ini menjadi milik kalian?” “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih hidup, tetaplah ada cacat, kecil/terputus telinganya. Apatah lagi ia telah menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka. Beliau pun bersabda setelahnya, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim no.7344)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah bersabda:
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk airpun.” (HR. At-Tirmidzi no. 2320, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 686)
Tatkala orang-orang yang utama, mulia lagi berakal mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghinakan dunia, mereka pun enggan untuk tenggelam dalam kesenangannya. Apalah lagi mereka mengetahui bahwa Nabi mereka Shallallahu ‘alaihi wa sallam hidup di dunia penuh kezuhudan dan memperingatkan para shahabatnya dari fitnah dunia. Mereka pun mengambil dunia sekedarnya dan mengeluarkannya di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebanyak-banyaknya. Mereka ambil sekedar yang mencukupi dan mereka tinggalkan yang melalaikan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan kepada Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, sambil memegang pundak iparnya ini:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Al-Bukhari no. 6416)
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma pun memegang teguh wasiat Nabinya baik dalam ucapan maupun perbuatan. Dalam ucapannya beliau berkata setelah menyampaikan hadits Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, “Bila engkau berada di sore hati maka janganlah engkau menanti datangnya pagi. Sebaliknya bila engkau berada di pagi hari, janganlah menanti sore. Gunakanlah waktu sehatmu (untuk beramal ketaatan) sebelum datang sakitmu. Dan gunakan hidupmu (untuk beramal shalih) sebelum kematian menjemputmu.”
Adapun dalam perbuatan, beliau radhiyallahu ‘anhuma merupakan shahabat yang terkenal dengan kezuhudan dan sifat qana’ahnya (merasa cukup walau dengan yang sedikit) terhadap dunia. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Pemuda Quraisy yang paling dapat menahan dirinya dari dunia adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.” (Siyar A’lamin Nubala`, hal. 3/211)
Ibnu Baththal rahimahullahu menjelaskan berkenaan dengan hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas, “Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk mengutamakan sifat zuhud dalam kehidupan dunia dan mengambil perbekalan secukupnya. Sebagaimana musafir tidak membutuhkan bekal lebih dari apa yang dapat mengantarkannya sampai ke tujuan, demikian pula seorang mukmin di dunia ini, ia tidak butuh lebih dari apa yang dapat menyampaikannya ke tempat akhirnya.” (Fathul Bari, 11/282)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata memberikan penjelasan terhadap hadits ini, “Janganlah engkau condong kepada dunia. Jangan engkau jadikan dunia sebagai tanah air (tempat menetap), dan jangan pula pernah terbetik di jiwamu untuk hidup kekal di dalamnya. Jangan engkau terpaut kepada dunia kecuali sekadar terkaitnya seorang asing pada selain tanah airnya, di mana ia ingin segera meninggalkan negeri asing tersebut guna kembali kepada keluarganya.” (Syarhu Al-Arba’in An-Nawawiyyah fil Ahadits Ash-Shahihah An-Nabawiyyah, hal. 105)
Suatu ketika Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas selembar tikar. Ketika bangkit dari tidurnya tikar tersebut meninggalkan bekas pada tubuh beliau. Berkatalah para shahabat yang menyaksikan hal itu, “Wahai Rasulullah, seandainya boleh kami siapkan untukmu kasur yang empuk!” Beliau menjawab:
مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Ada kecintaan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2377, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi)
Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah menangis melihat kesahajaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai beliau hanya tidur di atas selembar tikar tanpa dialasi apapun. Umar radhiyallahu ‘anhu berkata:
فَرَأَيْتُ أَثَرَ الْحَصِيْرِ فِي جَنْبِهِ فَبَكَيْتُ. فَقَالَ: مَا يُبْكِيْكَ؟ فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّ كِسْرَى وَقَيْصَرَ فِيْمَا هُمَا فِيْهِ وَأَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ. فَقَالَ: أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُوْنَ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا اْلآخِرَةُ؟
Aku melihat bekas tikar di lambung/rusuk beliau, maka aku pun menangis, hingga mengundang tanya beliau, “Apa yang membuatmu menangis?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, sungguh Kisra (raja Persia, -pent.) dan Kaisar (raja Romawi -pent.) berada dalam kemegahannya, sementara engkau adalah utusan Allah2.” Beliau menjawab, “Tidakkah engkau ridha mereka mendapatkan dunia sedangkan kita mendapatkan akhirat?” (HR. Al-Bukhari no. 4913 dan Muslim no. 3676)
Dalam kesempatan yang sama, Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Nabinya:
ادْعُ اللهَ فَلْيُوَسِّعْ عَلَى أُمَّتِكَ فَإِنَّ فَارِسَ وَالرُّوْمَ وُسِّعَ عَلَيْهِمْ وَأُعْطُوا الدُّنْيَا وَهُمْ لاَ يَعْبُدُوْنَ اللهَ. وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ: أَوَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ، أُولَئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Mohon engkau wahai Rasulullah berdoa kepada Allah agar Allah memberikan kelapangan hidup bagi umatmu. Sungguh Allah telah melapangkan (memberi kemegahan) kepada Persia dan Romawi, padahal mereka tidak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Rasulullah meluruskan duduknya, kemudian berkata, “Apakah engkau dalam keraguan, wahai putra Al-Khaththab? Mereka itu adalah orang-orang yang disegerakan kesenangan (kenikmatan hidup/rezeki yang baik-baik) mereka di dalam kehidupan dunia3?” (HR. Al-Bukhari no. 5191 dan Muslim no. 3679)
Demikianlah nilai dunia, wahai saudariku. Dan tergambar bagimu bagaimana orang-orang yang bertakwa lagi cendikia itu mengarungi dunia mereka. Mereka enggan untuk tenggelam di dalamnya, karena dunia hanyalah tempat penyeberangan… Di ujung sana menanti negeri keabadian yang keutamaannya tiada terbandingi dengan dunia.
Al-Mustaurid bin Syaddad radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا الدُّنْيَا فِي اْلآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim no. 7126)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menerangkan, “Makna hadits di atas adalah pendeknya masa dunia dan fananya kelezatannya bila dibandingkan dengan kelanggengan akhirat berikut kelezatan dan kenikmatannya, tidak lain kecuali seperti air yang menempel di jari bila dibandingkan dengan air yang masih tersisa di lautan.” (Al-Minhaj, 17/190)
Lihatlah demikian kecilnya perbendaharaan dunia bila dibandingkan dengan akhirat. Maka siapa lagi yang tertipu oleh dunia selain orang yang pandir, karena dunia takkan dapat menipu orang yang cerdas dan berakal. (Bahjatun Nazhirin, 1/531)
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Footnote:
1 Mereka yang tertipu dengan dunia.
2 Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim (no. 3675) disebutkan ucapan Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu:
فَابْتَدَرَتْ عَيْنَايَ. قَالَ: مَا يُبْكِيْكَ، يَا ابْنَ الْخَطَّابِ؟ قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ وَمَا لِي لاَ أَبْكِي وَهَذَا الْحَصِيْرُ قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِكَ وَهَذِهِ خِزَانَتُكَ لاَ أَرَى فِيْهَا إِلاَّ مَا أَرَى، وَذَاكَ قَيْصَرُ وَكِسْرَى فِي الثِّمَارِ وَاْلأَنْهَارِ وَأَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ وَصَفْوَتُهُ وَهَذِهِ خِزَانَتُكَ
“Maka bercucuranlah air mataku.” Melihat hal itu beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis, wahai putra Al-Khaththab?” Aku menjawab, “Wahai Nabiyullah, bagaimana aku tidak menangis, aku menyaksikan tikar ini membekas pada rusukmu. Aku melihat lemarimu tidak ada isinya kecuali sekedar yang aku lihat. Sementara Kaisar dan Kisra dalam limpahan kemewahan dengan buah-buahan dan sungai-sungai yang mengalir. Padahal engkau (jauh lebih mulia daripada mereka, -pent.) adalah utusan Allah dan manusia pilihan-Nya, dalam keadaan lemarimu hanya begini.”
3 Adapun di akhirat kelak, mereka tidak mendapatkan apa-apa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِي اْلأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَ
“Dan ingatlah hari ketika orang-orang kafir dihadapkan ke neraka, kepada mereka dikatakan, ‘Kalian telah menghabiskan kesenangan hidup (rezeki yang baik-baik) kalian dalam kehidupan duniawi saja dan kalian telah bersenang-senang dengannya. Maka pada hari ini kalian dibalas dengan adzab yang menghinakan karena kalian telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa haq dan karena kalian berbuat kefasikan’.” (Al-Ahqaf: 20)
(Sumber: Majalah Syari’ah, Vol. III/No. 36/1428H/2007, kategori: Mutiara Kata, hal. 92-95. )
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي اْلأَمْوَالِ وَاْلأَوْلاَدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًا وَفِي اْلآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
“Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)
Bacalah berulang kalam dari Rabb yang mulia di atas berikut maknanya… Setelahnya, apa yang kamu pahami dari kehidupan dunia?
Masihkah dunia membuaimu? Masihkah angan-anganmu melambung tuk meraih gemerlapnya? Masihkah engkau tertipu dengan kesenangannya?
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu dalam Tafsir-nya, “Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang hakikat dunia dan apa yang ada di atasnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala terangkan akhir kesudahannya dan kesudahan penduduknya. Dunia adalah permainan dan sesuatu yang melalaikan. Mempermainkan tubuh dan melalaikan hati. Bukti akan hal ini didapatkan dan terjadi pada anak-anak dunia1. Engkau dapati mereka menghabiskan waktu-waktu dalam umur mereka dengan sesuatu yang melalaikan hati dan melengahkan dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun janji (pahala dan surga, -pent.) dan ancaman (adzab dan neraka, -pent.) yang ada di hadapan, engkau lihat mereka telah menjadikan agama mereka sebagai permainan dan gurauan belaka. Berbeda halnya dengan orang yang sadar dan orang-orang yang beramal untuk akhirat. Hati mereka penuh disemarakkan dengan dzikrullah, mengenali dan mencintai-Nya. Mereka sibukkan waktu-waktu mereka dengan melakukan amalan yang dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah daripada membuangnya untuk sesuatu yang manfaatnya sedikit.”
Asy-Syaikh rahimahullahu melanjutkan, “Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan permisalan bagi dunia dengan hujan yang turun di atas bumi. Suburlah karenanya tumbuh-tumbuhan yang dimakan oleh manusia dan hewan. Hingga ketika bumi telah memakai perhiasan dan keindahannya, dan para penanamnya, yang cita-cita dan pandangan mereka hanya sebatas dunia, pun terkagum-kagum karenanya. Datanglah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akhirnya tanaman itu layu, menguning, kering dan hancur. Bumi kembali kepada keadaannya semula, seakan-akan belum pernah ada tetumbuhan yang hijau di atasnya. Demikianlah dunia. Tatkala pemiliknya bermegah-megahan dengannya, apa saja yang ia inginkan dari tuntutan dunia dapat ia peroleh. Apa saja perkara dunia yang ia tuju, ia dapatkan pintu-pintunya terbuka. Namun tiba-tiba ketetapan takdir menimpanya berupa hilangnya dunianya dari tangannya. Hilangnya kekuasaannya… Jadilah ia meninggalkan dunia dengan tangan kosong, tidak ada bekal yang dibawanya kecuali kain kafan….” (Taisir Al-Karimirir Rahman, hal. 841)
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkisah, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati pasar sementara orang-orang ada di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang kecil atau terputus telinganya (cacat). Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata:
أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ قَالُوا: وَاللهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
“Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga satu dirham?” Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Apakah kalian suka bangkai anak kambing ini menjadi milik kalian?” “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih hidup, tetaplah ada cacat, kecil/terputus telinganya. Apatah lagi ia telah menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka. Beliau pun bersabda setelahnya, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim no.7344)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah bersabda:
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk airpun.” (HR. At-Tirmidzi no. 2320, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 686)
Tatkala orang-orang yang utama, mulia lagi berakal mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghinakan dunia, mereka pun enggan untuk tenggelam dalam kesenangannya. Apalah lagi mereka mengetahui bahwa Nabi mereka Shallallahu ‘alaihi wa sallam hidup di dunia penuh kezuhudan dan memperingatkan para shahabatnya dari fitnah dunia. Mereka pun mengambil dunia sekedarnya dan mengeluarkannya di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebanyak-banyaknya. Mereka ambil sekedar yang mencukupi dan mereka tinggalkan yang melalaikan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan kepada Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, sambil memegang pundak iparnya ini:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Al-Bukhari no. 6416)
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma pun memegang teguh wasiat Nabinya baik dalam ucapan maupun perbuatan. Dalam ucapannya beliau berkata setelah menyampaikan hadits Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, “Bila engkau berada di sore hati maka janganlah engkau menanti datangnya pagi. Sebaliknya bila engkau berada di pagi hari, janganlah menanti sore. Gunakanlah waktu sehatmu (untuk beramal ketaatan) sebelum datang sakitmu. Dan gunakan hidupmu (untuk beramal shalih) sebelum kematian menjemputmu.”
Adapun dalam perbuatan, beliau radhiyallahu ‘anhuma merupakan shahabat yang terkenal dengan kezuhudan dan sifat qana’ahnya (merasa cukup walau dengan yang sedikit) terhadap dunia. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Pemuda Quraisy yang paling dapat menahan dirinya dari dunia adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.” (Siyar A’lamin Nubala`, hal. 3/211)
Ibnu Baththal rahimahullahu menjelaskan berkenaan dengan hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas, “Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk mengutamakan sifat zuhud dalam kehidupan dunia dan mengambil perbekalan secukupnya. Sebagaimana musafir tidak membutuhkan bekal lebih dari apa yang dapat mengantarkannya sampai ke tujuan, demikian pula seorang mukmin di dunia ini, ia tidak butuh lebih dari apa yang dapat menyampaikannya ke tempat akhirnya.” (Fathul Bari, 11/282)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata memberikan penjelasan terhadap hadits ini, “Janganlah engkau condong kepada dunia. Jangan engkau jadikan dunia sebagai tanah air (tempat menetap), dan jangan pula pernah terbetik di jiwamu untuk hidup kekal di dalamnya. Jangan engkau terpaut kepada dunia kecuali sekadar terkaitnya seorang asing pada selain tanah airnya, di mana ia ingin segera meninggalkan negeri asing tersebut guna kembali kepada keluarganya.” (Syarhu Al-Arba’in An-Nawawiyyah fil Ahadits Ash-Shahihah An-Nabawiyyah, hal. 105)
Suatu ketika Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas selembar tikar. Ketika bangkit dari tidurnya tikar tersebut meninggalkan bekas pada tubuh beliau. Berkatalah para shahabat yang menyaksikan hal itu, “Wahai Rasulullah, seandainya boleh kami siapkan untukmu kasur yang empuk!” Beliau menjawab:
مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Ada kecintaan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2377, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi)
Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah menangis melihat kesahajaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai beliau hanya tidur di atas selembar tikar tanpa dialasi apapun. Umar radhiyallahu ‘anhu berkata:
فَرَأَيْتُ أَثَرَ الْحَصِيْرِ فِي جَنْبِهِ فَبَكَيْتُ. فَقَالَ: مَا يُبْكِيْكَ؟ فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّ كِسْرَى وَقَيْصَرَ فِيْمَا هُمَا فِيْهِ وَأَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ. فَقَالَ: أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُوْنَ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا اْلآخِرَةُ؟
Aku melihat bekas tikar di lambung/rusuk beliau, maka aku pun menangis, hingga mengundang tanya beliau, “Apa yang membuatmu menangis?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, sungguh Kisra (raja Persia, -pent.) dan Kaisar (raja Romawi -pent.) berada dalam kemegahannya, sementara engkau adalah utusan Allah2.” Beliau menjawab, “Tidakkah engkau ridha mereka mendapatkan dunia sedangkan kita mendapatkan akhirat?” (HR. Al-Bukhari no. 4913 dan Muslim no. 3676)
Dalam kesempatan yang sama, Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Nabinya:
ادْعُ اللهَ فَلْيُوَسِّعْ عَلَى أُمَّتِكَ فَإِنَّ فَارِسَ وَالرُّوْمَ وُسِّعَ عَلَيْهِمْ وَأُعْطُوا الدُّنْيَا وَهُمْ لاَ يَعْبُدُوْنَ اللهَ. وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ: أَوَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ، أُولَئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Mohon engkau wahai Rasulullah berdoa kepada Allah agar Allah memberikan kelapangan hidup bagi umatmu. Sungguh Allah telah melapangkan (memberi kemegahan) kepada Persia dan Romawi, padahal mereka tidak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Rasulullah meluruskan duduknya, kemudian berkata, “Apakah engkau dalam keraguan, wahai putra Al-Khaththab? Mereka itu adalah orang-orang yang disegerakan kesenangan (kenikmatan hidup/rezeki yang baik-baik) mereka di dalam kehidupan dunia3?” (HR. Al-Bukhari no. 5191 dan Muslim no. 3679)
Demikianlah nilai dunia, wahai saudariku. Dan tergambar bagimu bagaimana orang-orang yang bertakwa lagi cendikia itu mengarungi dunia mereka. Mereka enggan untuk tenggelam di dalamnya, karena dunia hanyalah tempat penyeberangan… Di ujung sana menanti negeri keabadian yang keutamaannya tiada terbandingi dengan dunia.
Al-Mustaurid bin Syaddad radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا الدُّنْيَا فِي اْلآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim no. 7126)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menerangkan, “Makna hadits di atas adalah pendeknya masa dunia dan fananya kelezatannya bila dibandingkan dengan kelanggengan akhirat berikut kelezatan dan kenikmatannya, tidak lain kecuali seperti air yang menempel di jari bila dibandingkan dengan air yang masih tersisa di lautan.” (Al-Minhaj, 17/190)
Lihatlah demikian kecilnya perbendaharaan dunia bila dibandingkan dengan akhirat. Maka siapa lagi yang tertipu oleh dunia selain orang yang pandir, karena dunia takkan dapat menipu orang yang cerdas dan berakal. (Bahjatun Nazhirin, 1/531)
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Footnote:
1 Mereka yang tertipu dengan dunia.
2 Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim (no. 3675) disebutkan ucapan Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu:
فَابْتَدَرَتْ عَيْنَايَ. قَالَ: مَا يُبْكِيْكَ، يَا ابْنَ الْخَطَّابِ؟ قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ وَمَا لِي لاَ أَبْكِي وَهَذَا الْحَصِيْرُ قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِكَ وَهَذِهِ خِزَانَتُكَ لاَ أَرَى فِيْهَا إِلاَّ مَا أَرَى، وَذَاكَ قَيْصَرُ وَكِسْرَى فِي الثِّمَارِ وَاْلأَنْهَارِ وَأَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ وَصَفْوَتُهُ وَهَذِهِ خِزَانَتُكَ
“Maka bercucuranlah air mataku.” Melihat hal itu beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis, wahai putra Al-Khaththab?” Aku menjawab, “Wahai Nabiyullah, bagaimana aku tidak menangis, aku menyaksikan tikar ini membekas pada rusukmu. Aku melihat lemarimu tidak ada isinya kecuali sekedar yang aku lihat. Sementara Kaisar dan Kisra dalam limpahan kemewahan dengan buah-buahan dan sungai-sungai yang mengalir. Padahal engkau (jauh lebih mulia daripada mereka, -pent.) adalah utusan Allah dan manusia pilihan-Nya, dalam keadaan lemarimu hanya begini.”
3 Adapun di akhirat kelak, mereka tidak mendapatkan apa-apa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِي اْلأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَ
“Dan ingatlah hari ketika orang-orang kafir dihadapkan ke neraka, kepada mereka dikatakan, ‘Kalian telah menghabiskan kesenangan hidup (rezeki yang baik-baik) kalian dalam kehidupan duniawi saja dan kalian telah bersenang-senang dengannya. Maka pada hari ini kalian dibalas dengan adzab yang menghinakan karena kalian telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa haq dan karena kalian berbuat kefasikan’.” (Al-Ahqaf: 20)
(Sumber: Majalah Syari’ah, Vol. III/No. 36/1428H/2007, kategori: Mutiara Kata, hal. 92-95. )
Rabu, 19 Agustus 2009
Roket RX-420 & CN-235 Militer:Getarkan Australia, Singapura, Malaysia
Roket RX-420 & CN-235 Militer:Gentarkan malaysia
Roket RX-420 & CN-235 Militer:
Getarkan Australia, Singapura, Malaysia
Oleh Cardiyan HIS
Momentum ini harus dijaga terus dan ditingkatkan sebagai kebanggaan atas
kemampuan teknologi sendiri. Jangan sampai karya insinyur Indonesia ini
dijegal justru oleh orang Indonesia sendiri (biasa) para ekonom-ekonom
Pemerintah yang sering menganggap karya bangsa sendiri sebagai terlalu mahal
dan hanya buang-buang uang saja untuk riset ....! Inilah musuh yang
sebenarnya. Waspadailah kawan-kawan insinyur Indonesia.
Meski sudah berlangsung 2 pekan yang lalu, peluncuran roket RX-420 Lapan
ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesia
yang lebih senang ceritera Pilpres, tetapi di Australia, Singapura dan tentu
saja di negara tetangga yang suka siksa TKI dan muter-muterin Ambalat yakni
Malaysia.
Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat
memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara.
Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km
bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi
ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia.
Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan
sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya komponen subsistem
mikroprosesor yang masih diimpor.
Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun "cuma" Rp 1 milyar. Kalah
jauh dengan yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks
pemenangan Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari
Rp. 50 milyar. Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih
dari Rp. 700 trilyun.
Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan Malaysia?
Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa
Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama Nano
Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan
berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik.
Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan
satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan
masuk member "Asian Satellite Club" bersama Cina, Korea Utara, India dan
Iran.
Nah kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan?
Kalau saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan
damai atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia.
Maka otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan
roket sejauh 190 km untuk keperluan militer bakal sangat mengancam mereka
sekarang ini pun juga!!!
Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura
dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. Dan kalau
ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia
Timur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok Ambalat. Akan
halnya Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari
utara yakni Indonesia itu memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman
nyata di masa depan dekat.
CN 235 Versi Militer
Rupanya Australia, Singapura dan Malaysia sudah lama "nyaho" dengan
kehebatan insinyur-insinyur Indonesia. Buktinya? Tidak hanya gentar dengan
roket RX-420 Lapan tetapi mereka sekarang sedang mencermati pengembangan
lebih jauh dari CN235 versi Militer buatan PT. DI.
Juga mencermati perkembangan PT. PAL yang sudah siap dan mampu membuat kapal
selam asal dapat kepercayaan penuh dan dukungan dana dari pemerintah..
Kalau para ekonom Indonesia beraliran neolib antek-antek World Bank dan IMF
menyebut pesawat-pesawat buatan PT. DI ini terlalu mahal dan menyedot
investasi terlalu banyak ("cuma" Rp. 30 trilun untuk infrastruktur total,
SDM dan lain-lain) dan hanya jadi mainannya BJ Habibie. Tetapi mengapa Korea
Selatan dan Turki mengaguminya setengah mati?
Turki dan Korsel adalah pemakai setia CN 235 terutama versi militer sebagai
yang terbaik di kelasnya. Inovasi 40 insinyur-insinyur Indonesia pada CN 235
versi militer ini adalah penambahan persenjataan lengkap seperti rudal dan
teknologi radar yang dapat mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi
kalau mengawal Ambalat cukup ditambah satu saja CN235 versi militer
(disamping armada TNI AL dan pasukan Marinir yang ada) untuk mengusir kapal
selam dan kapal perang Malaysia lainnya.
Nah, jadi musuh yang sebenarnya ada di Indonesia sendiri. Yakni watak orang
Indonesia yang tidak mau melihat orang Indonesia sendiri berhasil.
Karya insinyur-insinyur Indonesia yang hebat dalam membuat alutsista
dibilangin orang Indonesia sendiri terutama para ekonom pro Amerika Serikat
dan Eropa: "Mending beli langsung dari Amerika Serikat dan Eropa karena
harganya lebih murah".
Mereka tidak berpikir jauh ke depan bagaimana Indonesia akan terus
tergantung di bidang teknologi, Indonesia hanya akan menjadi konsumen
teknologi dengan membayarnya sangat mahal terus menerus sampai kiamat tiba.
Kalau ada kekurangan yang terjadi dengan industri karya bangsa sendiri,
harus dinilai lebih fair dan segera diperbaiki bersama-sama. Misalnya para
ahli pemasaran atau sarjana-sarjana ekonomi harus diikutsertakan dalam team
work.
Sehingga insinyur-insinyur itu tidak hanya pinter produksi sebuah pesawat
tetapi setidaknya tahu bagaimana menjual sebuah pesawat itu berbeda dengan
menjual sebuah Honda Jazz.
Kalau ada kendala dalam pengadaan Kredit Ekspor sebagai salah satu bentuk
pembayaran, tolong dipecahkan dan didukung oleh dunia perbankan, agar jualan
produk sendiri bisa optimal karena akan menarik bagi calon pembeli asing
yang tak bisa bayar cash.
Roket RX-420 & CN-235 Militer:
Getarkan Australia, Singapura, Malaysia
Oleh Cardiyan HIS
Momentum ini harus dijaga terus dan ditingkatkan sebagai kebanggaan atas
kemampuan teknologi sendiri. Jangan sampai karya insinyur Indonesia ini
dijegal justru oleh orang Indonesia sendiri (biasa) para ekonom-ekonom
Pemerintah yang sering menganggap karya bangsa sendiri sebagai terlalu mahal
dan hanya buang-buang uang saja untuk riset ....! Inilah musuh yang
sebenarnya. Waspadailah kawan-kawan insinyur Indonesia.
Meski sudah berlangsung 2 pekan yang lalu, peluncuran roket RX-420 Lapan
ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesia
yang lebih senang ceritera Pilpres, tetapi di Australia, Singapura dan tentu
saja di negara tetangga yang suka siksa TKI dan muter-muterin Ambalat yakni
Malaysia.
Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat
memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara.
Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km
bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi
ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia.
Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan
sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya komponen subsistem
mikroprosesor yang masih diimpor.
Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun "cuma" Rp 1 milyar. Kalah
jauh dengan yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks
pemenangan Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari
Rp. 50 milyar. Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih
dari Rp. 700 trilyun.
Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan Malaysia?
Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa
Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama Nano
Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan
berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik.
Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan
satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan
masuk member "Asian Satellite Club" bersama Cina, Korea Utara, India dan
Iran.
Nah kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan?
Kalau saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan
damai atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia.
Maka otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan
roket sejauh 190 km untuk keperluan militer bakal sangat mengancam mereka
sekarang ini pun juga!!!
Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura
dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. Dan kalau
ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia
Timur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok Ambalat. Akan
halnya Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari
utara yakni Indonesia itu memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman
nyata di masa depan dekat.
CN 235 Versi Militer
Rupanya Australia, Singapura dan Malaysia sudah lama "nyaho" dengan
kehebatan insinyur-insinyur Indonesia. Buktinya? Tidak hanya gentar dengan
roket RX-420 Lapan tetapi mereka sekarang sedang mencermati pengembangan
lebih jauh dari CN235 versi Militer buatan PT. DI.
Juga mencermati perkembangan PT. PAL yang sudah siap dan mampu membuat kapal
selam asal dapat kepercayaan penuh dan dukungan dana dari pemerintah..
Kalau para ekonom Indonesia beraliran neolib antek-antek World Bank dan IMF
menyebut pesawat-pesawat buatan PT. DI ini terlalu mahal dan menyedot
investasi terlalu banyak ("cuma" Rp. 30 trilun untuk infrastruktur total,
SDM dan lain-lain) dan hanya jadi mainannya BJ Habibie. Tetapi mengapa Korea
Selatan dan Turki mengaguminya setengah mati?
Turki dan Korsel adalah pemakai setia CN 235 terutama versi militer sebagai
yang terbaik di kelasnya. Inovasi 40 insinyur-insinyur Indonesia pada CN 235
versi militer ini adalah penambahan persenjataan lengkap seperti rudal dan
teknologi radar yang dapat mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi
kalau mengawal Ambalat cukup ditambah satu saja CN235 versi militer
(disamping armada TNI AL dan pasukan Marinir yang ada) untuk mengusir kapal
selam dan kapal perang Malaysia lainnya.
Nah, jadi musuh yang sebenarnya ada di Indonesia sendiri. Yakni watak orang
Indonesia yang tidak mau melihat orang Indonesia sendiri berhasil.
Karya insinyur-insinyur Indonesia yang hebat dalam membuat alutsista
dibilangin orang Indonesia sendiri terutama para ekonom pro Amerika Serikat
dan Eropa: "Mending beli langsung dari Amerika Serikat dan Eropa karena
harganya lebih murah".
Mereka tidak berpikir jauh ke depan bagaimana Indonesia akan terus
tergantung di bidang teknologi, Indonesia hanya akan menjadi konsumen
teknologi dengan membayarnya sangat mahal terus menerus sampai kiamat tiba.
Kalau ada kekurangan yang terjadi dengan industri karya bangsa sendiri,
harus dinilai lebih fair dan segera diperbaiki bersama-sama. Misalnya para
ahli pemasaran atau sarjana-sarjana ekonomi harus diikutsertakan dalam team
work.
Sehingga insinyur-insinyur itu tidak hanya pinter produksi sebuah pesawat
tetapi setidaknya tahu bagaimana menjual sebuah pesawat itu berbeda dengan
menjual sebuah Honda Jazz.
Kalau ada kendala dalam pengadaan Kredit Ekspor sebagai salah satu bentuk
pembayaran, tolong dipecahkan dan didukung oleh dunia perbankan, agar jualan
produk sendiri bisa optimal karena akan menarik bagi calon pembeli asing
yang tak bisa bayar cash.
Selasa, 18 Agustus 2009
Hadirkan Nuansa Ramadhan Itu Kembali
oleh Addy Aba Salma Rabu, 05/08/2009 14:11 WIB
Tak terasa waktu terus berlalu. Hari-hari terlalui, dan bulan Ramadhan itu sebentar lagi akan datang kembali. Sepertinya baru saja kemarin Ramadhan tahun lalu kita tinggalkan, bulan mulia yang penuh dengan keberkahan. Dimana di bulan Ramadhan tahun yang lalu itu, kita begitu dekat dengan Allah SWT. Kita lalui hari-harinya untuk senantiasa beribadah kepada-Nya dengan shalat berjamaah di masjid, qiyamullail, tilawah Al Qur'an, shadaqah dan macam-macam ibadah lainnya. Terlebih lagi di sepuluh hari terakhirnya, tak ketinggalan kita coba untuk ber-itikaf di masjid, untuk lebih mendekatkan lagi diri kita yang hina ini kepangkuan Ilahi Rabbi. Memanjatkan doa memohon ampun atas semua dosa yang pernah terlakukan.
Selepas Ramadhan itu pergi, memasuki bulan syawwal kita masih bisa menghadirkan nuansa Ramadhan pada diri kita. Masih bisa kita melaksanakan ibadah shaum sunnah syawwal dan senin kemis. Masih bisa kita pertahankan untuk menghiasi malam-malamnya dengan Qiyamullail. Tilawah Qur’an masih bisa satu juz dalam sehari dan nilai-nilai plus ibadah yang lainnya. Subhanallah...
Perlahan nuansa Ramadhan itu hilang dari diri kita, shaum sunnah senin kamis kita lupakan, qiyamullail jarang lagi kita kerjakan, tilawah Al Qur’an kadang terlewatkan. Perlahan teriring semakin jauhnya kita dengan Allah SWT ditandai dari berkurangnya kualitas ibadah kita, dosa-dosa pun banyak yang kita perbuat. Astaghfirullah...
Kualitas ibadah kita mencerminkan nilai keimanan yang ada pada diri kita. Ketika kualitas ibadah kita itu menurun berarti menurun pula nilai keimanan kita. Karena memang keimanan kita kadang naik dan kadang menurun. Imam Al Ghazali menjelaskan, keimanan kita naik dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan sebaliknya keimanan kita menurun dengan melakukan kemaksitan kepada-Nya.
Tak menyadari begitu banyak dosa itu datang dari pandangan mata kita, datang dari ucapan lisan kita, datang dari pendengaran telinga kita, datang dari segenap panca indra kita. Sungguh semua itu tak terasa kita lakukan. Karena memang begitu halus cara syaitan menggelincirkan kita dari jalan yang di ridhai oleh Allah SWT. Sekalipun kita adalah orang yang senantiasa rajin beribadah, apatah lagi mereka yang memang jauh dari ajaran agama ini.
Dari berbagai arah syaitan mencoba membujuk rayu supaya kita menjadi manusia-manusia pendosa. Dari arah depan kita ia datang menggoda, dari arah belakang kita ia datang menggoda, juga dari arah kanan dan kiri kita ia datang menggoda. Supaya kita manusia jauh dari ketaatan. Seperti janji syaitan/iblis kepada Allah SWT yang diabadikan di dalam Al Qur’an:
Iblis menjawab: ”Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”(Qs. Al Araaf:16-17)
Menyadari diri yang penuh dosa, kedatangan bulan Ramadhan sungguh sangat kita rindukan, bulan yang mulia dan bulan yang penuh dengan keberkahan. Dimana Allah SWT dalam bulan Ramadhan ini menjanjikan menghapus dosa-dosa dan mengabulkan segala doa yang kita panjatkan. Dan semoga Allah SWT masih memberikan nikmat-Nya kepada kita sebuah anugerah terindah yaitu bisa merasakan kembali bulan Ramadhan tahun ini.
Tetapi banyak cerita di tahun-tahun yang lalu menjelang memasuki bulan Ramadhan bahkan mungkin juga di tahun ini, orang-orang terdekat kita, teman, sahabat, saudara bahkan juga orangtua kita telah mendahului kita menghadap Ilahi Rabbi. Pergi dan takkan pernah akan kembali lagi, selama-lamanya. Mereka tak sempat merasakan lagi Bulan Ramadhan, dan semua itu adalah takdir yang kita tidak bisa lagi untuk menawarnya. Semoga mereka yang telah mendahului kita di ampuni oleh Allah SWT akan dosa-dosanya... Amiin...
Tidak tahu dengan kita, apakah Allah SWT akan menakdirkan kita bersua kembali dengan bulan Ramadhan tahun ini, atau kita ditakdirkan menyusul orang-orang terdekat kita yang telah lebih dahulu menghadap Ilahi Rabbi sebelum Ramadhan dapat kita rasakan kembali, merasakan hari-harinya yang penuh dengan keberkahan. Oleh karenanya jangan tunggu bulan Ramadhan datang untuk kita bertaubat kepadanya. Mulailah dari sekarang, dari bulan ini untuk kita dekatkan diri kepada Allah SWT. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang zalim karena kita enggan bertaubat. Firman Allah di dalam Al Qur'an menyatakan seperti itu: "...dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Qs. Al Hujurat:11)
Hadirkan nuansa Ramadhan itu kembali. Qiyamullail, tilawah Al Qur’an dan ibadah-ibadah lainnya. Supaya ketika kita ditakdirkan oleh Allah SWT. dapat kembali merasakan bulan Ramadhan yang sebentar lagi menyapa, kita bisa lebih maksimal dalam mengisi hari-harinya dengan senantiasa beribadah kepada-Nya. Sungguh jangan lewatkan hari-harinya dengan kesia-siaan.
Berusahalah ketika kita berada dalam bulan Ramadhan untuk menggapai rahmat-Nya dengan fastabiqul khairat, menunjukkan kepada Allah SWT ibadah-ibadah terbaik kita. Yang dengan itu semua Allah SWT akan membanggakan kita kepada para malaikat-Nya.
”Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan. Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakan kalian pada para malaikat-Nya. Maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari kalian. Karena orang yang sengsara adalah orang yang tidak mendapat rahmat Allah di bulan ini.” (HR. Thabrani)
Hadirkan nuansa Ramadhan itu kembali. Jika memang Allah akan memanggil kita sebelum Ramadhan itu menyapa, kita sudah berada dalam kedekatan pada-Nya. Berada dalam kondisi iman yang terbaik. Itu yang kita harapkan ketika memang Allah SWT telah tentukan akhir waktu umur kita hidup di dunia ini.
Dan tetaplah berdoa memohon kepada Allah SWT untuk kita dapat bersua dan merasakan kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan ditahun ini.
Allahumma Balighna Ya Ramadhan... Amiin...
Wallahu a’lam bishshawab
Tak terasa waktu terus berlalu. Hari-hari terlalui, dan bulan Ramadhan itu sebentar lagi akan datang kembali. Sepertinya baru saja kemarin Ramadhan tahun lalu kita tinggalkan, bulan mulia yang penuh dengan keberkahan. Dimana di bulan Ramadhan tahun yang lalu itu, kita begitu dekat dengan Allah SWT. Kita lalui hari-harinya untuk senantiasa beribadah kepada-Nya dengan shalat berjamaah di masjid, qiyamullail, tilawah Al Qur'an, shadaqah dan macam-macam ibadah lainnya. Terlebih lagi di sepuluh hari terakhirnya, tak ketinggalan kita coba untuk ber-itikaf di masjid, untuk lebih mendekatkan lagi diri kita yang hina ini kepangkuan Ilahi Rabbi. Memanjatkan doa memohon ampun atas semua dosa yang pernah terlakukan.
Selepas Ramadhan itu pergi, memasuki bulan syawwal kita masih bisa menghadirkan nuansa Ramadhan pada diri kita. Masih bisa kita melaksanakan ibadah shaum sunnah syawwal dan senin kemis. Masih bisa kita pertahankan untuk menghiasi malam-malamnya dengan Qiyamullail. Tilawah Qur’an masih bisa satu juz dalam sehari dan nilai-nilai plus ibadah yang lainnya. Subhanallah...
Perlahan nuansa Ramadhan itu hilang dari diri kita, shaum sunnah senin kamis kita lupakan, qiyamullail jarang lagi kita kerjakan, tilawah Al Qur’an kadang terlewatkan. Perlahan teriring semakin jauhnya kita dengan Allah SWT ditandai dari berkurangnya kualitas ibadah kita, dosa-dosa pun banyak yang kita perbuat. Astaghfirullah...
Kualitas ibadah kita mencerminkan nilai keimanan yang ada pada diri kita. Ketika kualitas ibadah kita itu menurun berarti menurun pula nilai keimanan kita. Karena memang keimanan kita kadang naik dan kadang menurun. Imam Al Ghazali menjelaskan, keimanan kita naik dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan sebaliknya keimanan kita menurun dengan melakukan kemaksitan kepada-Nya.
Tak menyadari begitu banyak dosa itu datang dari pandangan mata kita, datang dari ucapan lisan kita, datang dari pendengaran telinga kita, datang dari segenap panca indra kita. Sungguh semua itu tak terasa kita lakukan. Karena memang begitu halus cara syaitan menggelincirkan kita dari jalan yang di ridhai oleh Allah SWT. Sekalipun kita adalah orang yang senantiasa rajin beribadah, apatah lagi mereka yang memang jauh dari ajaran agama ini.
Dari berbagai arah syaitan mencoba membujuk rayu supaya kita menjadi manusia-manusia pendosa. Dari arah depan kita ia datang menggoda, dari arah belakang kita ia datang menggoda, juga dari arah kanan dan kiri kita ia datang menggoda. Supaya kita manusia jauh dari ketaatan. Seperti janji syaitan/iblis kepada Allah SWT yang diabadikan di dalam Al Qur’an:
Iblis menjawab: ”Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”(Qs. Al Araaf:16-17)
Menyadari diri yang penuh dosa, kedatangan bulan Ramadhan sungguh sangat kita rindukan, bulan yang mulia dan bulan yang penuh dengan keberkahan. Dimana Allah SWT dalam bulan Ramadhan ini menjanjikan menghapus dosa-dosa dan mengabulkan segala doa yang kita panjatkan. Dan semoga Allah SWT masih memberikan nikmat-Nya kepada kita sebuah anugerah terindah yaitu bisa merasakan kembali bulan Ramadhan tahun ini.
Tetapi banyak cerita di tahun-tahun yang lalu menjelang memasuki bulan Ramadhan bahkan mungkin juga di tahun ini, orang-orang terdekat kita, teman, sahabat, saudara bahkan juga orangtua kita telah mendahului kita menghadap Ilahi Rabbi. Pergi dan takkan pernah akan kembali lagi, selama-lamanya. Mereka tak sempat merasakan lagi Bulan Ramadhan, dan semua itu adalah takdir yang kita tidak bisa lagi untuk menawarnya. Semoga mereka yang telah mendahului kita di ampuni oleh Allah SWT akan dosa-dosanya... Amiin...
Tidak tahu dengan kita, apakah Allah SWT akan menakdirkan kita bersua kembali dengan bulan Ramadhan tahun ini, atau kita ditakdirkan menyusul orang-orang terdekat kita yang telah lebih dahulu menghadap Ilahi Rabbi sebelum Ramadhan dapat kita rasakan kembali, merasakan hari-harinya yang penuh dengan keberkahan. Oleh karenanya jangan tunggu bulan Ramadhan datang untuk kita bertaubat kepadanya. Mulailah dari sekarang, dari bulan ini untuk kita dekatkan diri kepada Allah SWT. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang zalim karena kita enggan bertaubat. Firman Allah di dalam Al Qur'an menyatakan seperti itu: "...dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Qs. Al Hujurat:11)
Hadirkan nuansa Ramadhan itu kembali. Qiyamullail, tilawah Al Qur’an dan ibadah-ibadah lainnya. Supaya ketika kita ditakdirkan oleh Allah SWT. dapat kembali merasakan bulan Ramadhan yang sebentar lagi menyapa, kita bisa lebih maksimal dalam mengisi hari-harinya dengan senantiasa beribadah kepada-Nya. Sungguh jangan lewatkan hari-harinya dengan kesia-siaan.
Berusahalah ketika kita berada dalam bulan Ramadhan untuk menggapai rahmat-Nya dengan fastabiqul khairat, menunjukkan kepada Allah SWT ibadah-ibadah terbaik kita. Yang dengan itu semua Allah SWT akan membanggakan kita kepada para malaikat-Nya.
”Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan. Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakan kalian pada para malaikat-Nya. Maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari kalian. Karena orang yang sengsara adalah orang yang tidak mendapat rahmat Allah di bulan ini.” (HR. Thabrani)
Hadirkan nuansa Ramadhan itu kembali. Jika memang Allah akan memanggil kita sebelum Ramadhan itu menyapa, kita sudah berada dalam kedekatan pada-Nya. Berada dalam kondisi iman yang terbaik. Itu yang kita harapkan ketika memang Allah SWT telah tentukan akhir waktu umur kita hidup di dunia ini.
Dan tetaplah berdoa memohon kepada Allah SWT untuk kita dapat bersua dan merasakan kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan ditahun ini.
Allahumma Balighna Ya Ramadhan... Amiin...
Wallahu a’lam bishshawab
10 HAL YANG BUAT TUKUL ARWANA SUKSES
Tukul Arwana - Siapa sih yang ga kenal dia? yaps, sosok pelawak yang karirnya melambung tinggi ibarat "Superman" lewat acara Talk Show EMPAT MATA/BUKAN EMPAT MATA ini sepintas memang terlihat biasa-biasa saja.. Namun jangan salah dulu, sesuai dengan guyonan dia "Casingnya boleh kurang bagus, tapi dalamnya bagus donk"., Ya,gue setuju banget dengan dia. Terbukti, dia sudah berhasil menghasilkan milyar-an rupiah dari lawakan-lawakan dia yang segar tersebut. Ada beberapa sikap positif yang bisa kita tiru dari pribadi seorang Tukul Arwana ini.
1. Menghargai Orang Lain
Seseorang yang sudah sukses cenderung berperilaku sombong, kurang menghargai orang lain, dan maunya dihormati. Tukul tidaklah demikian. Ia memiliki prinsip positive thinking, tidak pernah merendahkan orang lain atau pun mengecilkan orang lain. Sebaliknya ia lebih suka membesarkan (hati) orang lain dan menghormati orang lain. Menurut Tukul, kesombongan itu akan menjadi bumerang bagi diri sendiri dan akan merugikan diri sendiri.
2. Bekerja Keras
Rahasia sukses Tukul yang lain adalah ia mau bekerja keras dalam menjalankan setiap pekerjaannya. Ia juga sangat menjunjung tinggi kejujuran. Seperti diungkapkan oleh Alex, Tukul adalah salah seorang perantau yang rajin dan sangat menjunjung tinggi kerja keras dan kejujuran. Terbukti, selama tiga tahun menjadi sopir pribadinya, Alex tidak sedikit pun pernah dikecewakan., Tukul juga sangat disiplin dan menghargai waktu. Ia selalu berusaha tepat waktu dalam menjalankan setiap pekerjaannya. Hal ini telah diakui oleh para mitra kerjanya. Tujuannya tidak lain agar mitra kerja Tukul selalu puas dan mau menggunakan jasanya lagi.
3. Belajar Dan Terus Belajar
Tukul merasa bahwa dirinya bukanlah berasal dari kalangan serba cukup dan bukan dari keluarga yang mempunyai banyak fasilitas maka ia merasa harus terus belajar. Semangat belajar Tukul sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat tatkala ia bekerja sebagai sopir pribadi Alex Sukamto. Mantan majikannya ini sempat heran dengan kemauan belajar Tukul yang sangat tinggi.
Seperti pernah diceritakan Alex bahwa setiap gajian, Tukul selalu menyisakan uang untuk beli buku. Alex tidak menyangka bahwa seorang sopir seperti Tukul ternyata mempunyai hobi membaca buku. Lebih mengherankan lagi, buku-buku yang dibacanya adalah tentang psikologi, politik dan lain-lain., Tukul mengakui bahwa dirinya memang tidak pintar. Ia biasa-biasa saja, tetapi ia senang membaca bacaan apa saja. Ia juga senang mengobrol bertukar pikiran. Dari kegiatan membaca atau mengobrol inilah ia bisa mendapatkan ilmu dan kemudian dijadikannya bekal untuk masa depan., Di tengah kesibukannya yang cukup padat, ia selalu berusaha menyempatkan diri untuk membaca. Ia sadar bahwa bacaan akan membuatnya tidak terbelakang. Ilmu yang semakin bertambah diyakini akan semakin menambah kemampuan dirinya sehingga ia mampu menjadi seorang penghibur sejati.
4. Hidup Itu Harus Ber-proses
Mas Tukul yakin betul bahwa hidup itu merupakan sebuah proses. Tidak ada ceritanya hidup langsung sukses, langsung kaya, atau langsung ngetop tanpa melalui sebuah proses. Mas Tukul sangat memegang prinsip bahwa yang terpenting dalam hidup adalah proses. Dan ia telah membuktikannya dengan menjalani sebuah proses yang cukup panjang, berliku dan tidak sedikit ia harus menghadapi tantangan yang begitu berat., Berjuang dengan butiran kristal keringat tentu berbeda dengan mereka yang meraih kesuksesan dengan cara instan. Mas Tukul sudah sangat kenyang diremehkan, dicaci dan dicibir. Namun, semuanya ia lalui, ia jalani tanpa menyimpan dendam. Ia jalan dari kampung ke kampung, dari panggung ke panggung yang lain dengan penuh keyakinan suatu saat bisa meraih kesuksesan. Ternyata, sukses itu akhirnya datang juga.
5. Tidak Memilih-milih Pekerjaan
Tawaran pentas tidak pernah dipilih-pilih. Di mana pun dan kapan pun tawaran itu ada maka akan dijalaninya dengan penuh rasa tanggung jawab dan sikap profesional. Barangkali dari sikap inilah banyak tawaran justru mengalir dan membawa rezeki., Sementara di kalangan artis, tindakan selektif dalam memilih tawaran job sudah biasa. Bila dipertimbangkan untung ruginya tidak seimbang maka tawaran tersebut akan ditolak. Hal ini tidak pernah dialami Tukul.
6. Ikhlas Dan Serius Mengerjakan Segala Hal
Tukul tidak pernah merasa gengsi atau rendah diri mengerjakan pekerjaan apa pun. Mulai menjadi sopir omprengan, sopir pribadi, kerja di tukang pembuatan pompa, menjadi model figuran, menjadi pembawa acara dan lain-lain. Semuanya dikerjakan dengan tingkat keseriusan tinggi., Teguh, salah seorang yang biasa mengatur jadwal kegiatan Tukul, pernah mengatakan, “Bisa dibilang Mas Tukul paling semangat kalau dengar ada kerjaan. Apa saja pasti dia kerjakan.
7. Sukses adalah "Kristalisasi Keringat"
Sering melihat penampilan tukul di TV..? kalau begitu anda pasti sering mendengar kalimat ini bukan? dan dia membuktikannya.. salut...
8. Percaya Diri
Tidak perlu di ragukan lagi tingkat kepercayaan diri dari sosok Tukul ini. Percaya diri disertai ambisi dan target membuat Tukul bisa mendapat tempat tersendiri di kalangan selebritas indonesia.
9. Menerima Kekurangan Dan Memaksimalkan Kelebihan
Ini yang saya suka dari mas tukul ini.. dia tidak melihat kekurangannya sebagai batu sandungan, namun dia melihatnya sebagai pendongkrak untuk memaksimalkan kelebihan.
10. Kegagalan Adalah Sukses Yang Tertunda
Tukul sudah mengalami beberapa kali kegagalan dalam hidupnya. Namun hal itu tidak membuat nya jera ataupun putus asa. Semangat dan kreatifitasnya memang boleh diacungi dua jempol.. sukses selalu..
1. Menghargai Orang Lain
Seseorang yang sudah sukses cenderung berperilaku sombong, kurang menghargai orang lain, dan maunya dihormati. Tukul tidaklah demikian. Ia memiliki prinsip positive thinking, tidak pernah merendahkan orang lain atau pun mengecilkan orang lain. Sebaliknya ia lebih suka membesarkan (hati) orang lain dan menghormati orang lain. Menurut Tukul, kesombongan itu akan menjadi bumerang bagi diri sendiri dan akan merugikan diri sendiri.
2. Bekerja Keras
Rahasia sukses Tukul yang lain adalah ia mau bekerja keras dalam menjalankan setiap pekerjaannya. Ia juga sangat menjunjung tinggi kejujuran. Seperti diungkapkan oleh Alex, Tukul adalah salah seorang perantau yang rajin dan sangat menjunjung tinggi kerja keras dan kejujuran. Terbukti, selama tiga tahun menjadi sopir pribadinya, Alex tidak sedikit pun pernah dikecewakan., Tukul juga sangat disiplin dan menghargai waktu. Ia selalu berusaha tepat waktu dalam menjalankan setiap pekerjaannya. Hal ini telah diakui oleh para mitra kerjanya. Tujuannya tidak lain agar mitra kerja Tukul selalu puas dan mau menggunakan jasanya lagi.
3. Belajar Dan Terus Belajar
Tukul merasa bahwa dirinya bukanlah berasal dari kalangan serba cukup dan bukan dari keluarga yang mempunyai banyak fasilitas maka ia merasa harus terus belajar. Semangat belajar Tukul sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat tatkala ia bekerja sebagai sopir pribadi Alex Sukamto. Mantan majikannya ini sempat heran dengan kemauan belajar Tukul yang sangat tinggi.
Seperti pernah diceritakan Alex bahwa setiap gajian, Tukul selalu menyisakan uang untuk beli buku. Alex tidak menyangka bahwa seorang sopir seperti Tukul ternyata mempunyai hobi membaca buku. Lebih mengherankan lagi, buku-buku yang dibacanya adalah tentang psikologi, politik dan lain-lain., Tukul mengakui bahwa dirinya memang tidak pintar. Ia biasa-biasa saja, tetapi ia senang membaca bacaan apa saja. Ia juga senang mengobrol bertukar pikiran. Dari kegiatan membaca atau mengobrol inilah ia bisa mendapatkan ilmu dan kemudian dijadikannya bekal untuk masa depan., Di tengah kesibukannya yang cukup padat, ia selalu berusaha menyempatkan diri untuk membaca. Ia sadar bahwa bacaan akan membuatnya tidak terbelakang. Ilmu yang semakin bertambah diyakini akan semakin menambah kemampuan dirinya sehingga ia mampu menjadi seorang penghibur sejati.
4. Hidup Itu Harus Ber-proses
Mas Tukul yakin betul bahwa hidup itu merupakan sebuah proses. Tidak ada ceritanya hidup langsung sukses, langsung kaya, atau langsung ngetop tanpa melalui sebuah proses. Mas Tukul sangat memegang prinsip bahwa yang terpenting dalam hidup adalah proses. Dan ia telah membuktikannya dengan menjalani sebuah proses yang cukup panjang, berliku dan tidak sedikit ia harus menghadapi tantangan yang begitu berat., Berjuang dengan butiran kristal keringat tentu berbeda dengan mereka yang meraih kesuksesan dengan cara instan. Mas Tukul sudah sangat kenyang diremehkan, dicaci dan dicibir. Namun, semuanya ia lalui, ia jalani tanpa menyimpan dendam. Ia jalan dari kampung ke kampung, dari panggung ke panggung yang lain dengan penuh keyakinan suatu saat bisa meraih kesuksesan. Ternyata, sukses itu akhirnya datang juga.
5. Tidak Memilih-milih Pekerjaan
Tawaran pentas tidak pernah dipilih-pilih. Di mana pun dan kapan pun tawaran itu ada maka akan dijalaninya dengan penuh rasa tanggung jawab dan sikap profesional. Barangkali dari sikap inilah banyak tawaran justru mengalir dan membawa rezeki., Sementara di kalangan artis, tindakan selektif dalam memilih tawaran job sudah biasa. Bila dipertimbangkan untung ruginya tidak seimbang maka tawaran tersebut akan ditolak. Hal ini tidak pernah dialami Tukul.
6. Ikhlas Dan Serius Mengerjakan Segala Hal
Tukul tidak pernah merasa gengsi atau rendah diri mengerjakan pekerjaan apa pun. Mulai menjadi sopir omprengan, sopir pribadi, kerja di tukang pembuatan pompa, menjadi model figuran, menjadi pembawa acara dan lain-lain. Semuanya dikerjakan dengan tingkat keseriusan tinggi., Teguh, salah seorang yang biasa mengatur jadwal kegiatan Tukul, pernah mengatakan, “Bisa dibilang Mas Tukul paling semangat kalau dengar ada kerjaan. Apa saja pasti dia kerjakan.
7. Sukses adalah "Kristalisasi Keringat"
Sering melihat penampilan tukul di TV..? kalau begitu anda pasti sering mendengar kalimat ini bukan? dan dia membuktikannya.. salut...
8. Percaya Diri
Tidak perlu di ragukan lagi tingkat kepercayaan diri dari sosok Tukul ini. Percaya diri disertai ambisi dan target membuat Tukul bisa mendapat tempat tersendiri di kalangan selebritas indonesia.
9. Menerima Kekurangan Dan Memaksimalkan Kelebihan
Ini yang saya suka dari mas tukul ini.. dia tidak melihat kekurangannya sebagai batu sandungan, namun dia melihatnya sebagai pendongkrak untuk memaksimalkan kelebihan.
10. Kegagalan Adalah Sukses Yang Tertunda
Tukul sudah mengalami beberapa kali kegagalan dalam hidupnya. Namun hal itu tidak membuat nya jera ataupun putus asa. Semangat dan kreatifitasnya memang boleh diacungi dua jempol.. sukses selalu..
Minggu, 09 Agustus 2009
7 Kebiasaan Orang-orang Berdaya Ingat Kuat
7 Kebiasaan Orang-orang Berdaya Ingat Kuat
Nurul Ulfah - detikHealth
(Foto : Nlcc)Jakarta, Orang-orang berdaya ingat kuat memiliki beberapa kebiasaan yang tidak akan mereka lewatkan tiap harinya. Melatih kebiasaan itu mungkin bisa membuat Anda menjadi salah satu dari mereka yang berdaya ingat kuat.
Melindungi dan meningkatkan kemampuan otak sangatlah mudah. Cukup melatih beberapa kebiasaan kecil dan ubah pola hidup yang tidak baik. Otak akan tetap hidup bahkan meningkat kemampuannya jika terus dilatih dan digunakan.
Sebuah survei online dilakukan oleh para peneliti Australia terhadap 29.500 orang responden yang telah diseleksi dan termasuk kategori orang-orang yang memiliki daya ingat kuat.
Para responden sebelumya menjalani beberapa tes ingatan seperti mengingat kejadian-kejadian 1, 5 atau 20 tahun yang lalu, menghafal daftar belanja, mengingat wajah orang, nama-namanya serta pekerjaannnya masing-masing.
Peneliti juga menganalisis pola hidup dan pola makannya sehari-hari. Akhirnya setelah melakukan beberapa analisis, para peneliti mengetahui dan menyimpulkan 7 kebiasaan orang-orang dengan daya ingat yang kuat.
Dikutip dari Prevention, Jumat (7/8/2009), ini dia 7 kebiasaan sederhana mereka yang berdaya ingat kuat yang bisa Anda terapkan sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan otak.
1. Tidak mengonsumsi alkohol
Mereka dengan memori yang kuat ternyata jarang mengonsumsi minuman-minuman beralkohol, karena ternyata alkohol dapat merusak sistem saraf dan melemahkan kemampuan otak.
2. Menonton televisi tidak lebih dari satu jam setiap harinya
Orang-orang berdaya ingat kuat jarang melihat tontonan-tontonan yang tidak terlalu penting, kecuali tontonan yang sifatnya mengedukasi. Mereka lebih sering membaca ketimbang menonton.
3. Sering membaca novel
Dengan membaca novel, otak akan dilatih berpikir dan menebak-nebak apa yang akan terjadi. Alur cerita novel yang berliku-liku akan membuat otak terus berpikir tapi dalam bentuk petualangan otak yang lebih menarik dan seru.
4. Selalu menyilang-nyilangkan dan menyambung-nyambungkan data
Kemampuan otak akan terus meningkat ketika data yang masuk ke dalamnya terhubung satu sama lain. Dengan menghubung-hubungkan seperti itu, sebuah data akan tersimpan dan tertanam dalam otak lebih kuat lagi.
5. Tidak pernah lupa mengonsumsi ikan
Ikan diketahui merupakan sumber protein yang berfungsi meregenerasi sel-sel mati. Sel-sel otak pun harus terus diregenerasi. Beberapa jenis ikan seperti salmon dan sarden mengandung omega 3 yang sangat baik untuk perkembangan sel-sel otak dan kemampuan mengingat seseorang.
6. Meminum teh atau kopi
Teh dan kopi mengandung kafein yang bisa memacu kerja jantung dan otak untuk terus terjaga dan bekerja lebih baik lagi. Namun konsumsi yang berlebihan, terutama kopi bisa berakibat fatal. Minumlah dalam dosis yang sewajarnya.
7. Selalu membuat catatan dalam bentuk jurnal atau notes kecil
Data yang masuk ke otak kita tanpa tercatat mungkin saja menempel dan mungkin juga tidak. Namun jika data tersebut dicatat, maka kita dapat melihatnya kembali ketika lupa. Mencatat juga ternyata bisa meningkatkan kemampuan otak untuk menghafal hingga 20 persen.
Nurul Ulfah - detikHealth
(Foto : Nlcc)Jakarta, Orang-orang berdaya ingat kuat memiliki beberapa kebiasaan yang tidak akan mereka lewatkan tiap harinya. Melatih kebiasaan itu mungkin bisa membuat Anda menjadi salah satu dari mereka yang berdaya ingat kuat.
Melindungi dan meningkatkan kemampuan otak sangatlah mudah. Cukup melatih beberapa kebiasaan kecil dan ubah pola hidup yang tidak baik. Otak akan tetap hidup bahkan meningkat kemampuannya jika terus dilatih dan digunakan.
Sebuah survei online dilakukan oleh para peneliti Australia terhadap 29.500 orang responden yang telah diseleksi dan termasuk kategori orang-orang yang memiliki daya ingat kuat.
Para responden sebelumya menjalani beberapa tes ingatan seperti mengingat kejadian-kejadian 1, 5 atau 20 tahun yang lalu, menghafal daftar belanja, mengingat wajah orang, nama-namanya serta pekerjaannnya masing-masing.
Peneliti juga menganalisis pola hidup dan pola makannya sehari-hari. Akhirnya setelah melakukan beberapa analisis, para peneliti mengetahui dan menyimpulkan 7 kebiasaan orang-orang dengan daya ingat yang kuat.
Dikutip dari Prevention, Jumat (7/8/2009), ini dia 7 kebiasaan sederhana mereka yang berdaya ingat kuat yang bisa Anda terapkan sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan otak.
1. Tidak mengonsumsi alkohol
Mereka dengan memori yang kuat ternyata jarang mengonsumsi minuman-minuman beralkohol, karena ternyata alkohol dapat merusak sistem saraf dan melemahkan kemampuan otak.
2. Menonton televisi tidak lebih dari satu jam setiap harinya
Orang-orang berdaya ingat kuat jarang melihat tontonan-tontonan yang tidak terlalu penting, kecuali tontonan yang sifatnya mengedukasi. Mereka lebih sering membaca ketimbang menonton.
3. Sering membaca novel
Dengan membaca novel, otak akan dilatih berpikir dan menebak-nebak apa yang akan terjadi. Alur cerita novel yang berliku-liku akan membuat otak terus berpikir tapi dalam bentuk petualangan otak yang lebih menarik dan seru.
4. Selalu menyilang-nyilangkan dan menyambung-nyambungkan data
Kemampuan otak akan terus meningkat ketika data yang masuk ke dalamnya terhubung satu sama lain. Dengan menghubung-hubungkan seperti itu, sebuah data akan tersimpan dan tertanam dalam otak lebih kuat lagi.
5. Tidak pernah lupa mengonsumsi ikan
Ikan diketahui merupakan sumber protein yang berfungsi meregenerasi sel-sel mati. Sel-sel otak pun harus terus diregenerasi. Beberapa jenis ikan seperti salmon dan sarden mengandung omega 3 yang sangat baik untuk perkembangan sel-sel otak dan kemampuan mengingat seseorang.
6. Meminum teh atau kopi
Teh dan kopi mengandung kafein yang bisa memacu kerja jantung dan otak untuk terus terjaga dan bekerja lebih baik lagi. Namun konsumsi yang berlebihan, terutama kopi bisa berakibat fatal. Minumlah dalam dosis yang sewajarnya.
7. Selalu membuat catatan dalam bentuk jurnal atau notes kecil
Data yang masuk ke otak kita tanpa tercatat mungkin saja menempel dan mungkin juga tidak. Namun jika data tersebut dicatat, maka kita dapat melihatnya kembali ketika lupa. Mencatat juga ternyata bisa meningkatkan kemampuan otak untuk menghafal hingga 20 persen.
Selasa, 28 Juli 2009
Berburu Tuyul Dan Babi Ngepet
Dulu cerita tuyul merupakan hal biasa…Sekarang jadi luar biasa..
Ini salah satu cerita tuyul di kota Jakarta yang harusnya sudah terbebas dari serbuan tuyul..
================================
Di suatu pemukiman penduduk di daerah Jakarta Selatan beberapa tahun yang lalu, tepatnya tahun 2007, warganya pernah resah, bahkan keresahan itu hampir mencapai satu kelurahan. Pasalnya, di kawasan ini para warganya sering kehilangan uang secara misterius dan aneh. Uang warga yang ditaruh di rumah masing-masing itu hilang rata-rata hanya satu atau dua lembar saja, setiap orangnya.
Adalah Badi, salah satu warga yang sudah kenal dengan aku dan Ust. Ahmad, dia datang kepada kami untuk meminta tolong dan bantuan kami.
“Saya dan warga yang lainnya bingung, apa sebenarnya yang telah terjadi di kawasan kami” ujar Badi kepada kami saat mulai bercerita.
“Saya datang kepada Bapak-bapak mewakili warga yang lainnya, meminta tolong kepada Bapak-bapak untuk datang ke tempat tinggal kami” tambah Badi lagi.
Selanjutnya dia memberikan penjelasan kepada aku dan Ust. Ahmad, bahwa warga di daerah tempat tinggalnya, sudah banyak yang curiga tentang keberadaan tuyul dan babi ngepet sebagai pelaku atas hilangnya uang para warga selama ini.
Lalu Badi menjelaskan pula, bahwa dua hari lagi adalah malam Jum’at, nah pada malam Jum’at itu seluruh pengurus RT (ada 14 RT) dan seluruh pengurus RW (ada 8 RW), para mandor kampung dan petugas keamanan sudah sepakat untuk berkumpul di kawasan tersebut untuk melakukan ronda dan patroli kampung dalam rangka mencari informasi dan tindakan proaktif dalam menghadapi “teror” ini.
Menurut Badi, uang warga yang hilang hampir semuanya terjadi pada malam Jum’at.
Aku dan Ust. Ahmad masih diam, aku masih menganalisa dalam hati, apakah benar terjadinya kehilangan uang itu setiap malam Jum’at? Aku berpikir apakah ini hanya sebuah kebetulan saja, tetapi Badi justru malah tidak terima dengan argumentasiku yang mengatakan itu hanya kebetulan.
Argumentasiku sebetulnya hanya sederhana saja, di malam Jum’at adalah malam yang istimewa bagi sementara umat Islam. Misalnya mereka membaca surat Yasin, tahlilan, dzikir berjamaah, muhasabah, renungan, syukuran kepada Allah dan lain sebagainya.
Tapi di saat yang sama ada juga manusia yang sering melakukan suatu ritual yang menyimpang dari ajaran Islam. Apalagi bila itu malam Jum’at Kliwon, keseringan di malam ini dipakai oleh orang-orang yang “bingung” dengan keyakinannya melakukan ritual. Hal ini terkadang membuat kita hanya mesam-mesem dan menggelengkan kepala saja melihat ulah mereka akibat ketidak-mengertian dan kedangkalan akidah.
Contoh kasus kedangkalan akidah misalnya, di malam Jum’at kliwon ada saja orang yang hobinya memandikan benda-benda pusaka dengan membakar kemenyan yang baunya sangat menyengat hidung dan menyesakkan dada orang yang menghirup asap kemenyan itu. Padahal bila mereka mau sedikti saja menengok pada adat istiadat leluhurnya, mereka mungkin pasti menghentikan ritual yang telah jauh menyimpang dari kebiasaan para leluhurnya itu.
Konon, para leluhur mereka biasanya di malam Jum’at kliwon itu tidak memandikan benda-benda pusaka yang “mati” itu, tetapi mereka justru lebih senang memandikan diri dan hatinya yang telah kotor dan mati dengan cara mandi taubat pada Gusti Allah. Air mata mereka sering meleleh membasahi kedua matanya, pipinya bahkan sampai ketubuhnya.
Mereka sering menyanyikan “kidung malam” yang membuat hati keras jadi lunak, yang membuat orang zholim jadi sadar, yang membuat para rampok jadi sadar, yang membuat sesuatu jelek jadi bagus dan baik. Dan masih banyak lagi yang lainnya akibat dari pengaruh kidung malam.
Apakah kidung malam itu? Menurut saya, setidaknya begitulah, bahwa seorang manusia yang telah dekat dengan Robb-nya, Gusti Allah, dia akan selalu berusaha “bernyanyi” di malam sunyi, mereka akan selalu berusaha menyanyikan “kidung malam”, betapapun halangan dan rintangan yang bakal dihadapinya, mereka pasti melawan dan menerjangnya untuk dilumpuhkan sehingga dapat dikendalikan.
Kidung malam yang aku maksud adalah: bisa berupa pembacaan ayat-ayat suci Al Qur’an, Sholawatan, Dzikiran bahkan TANGISAN, RINTIHAN, KELUHAN dan RATAPAN yang mengiba dan memelas kepada Robb-nya, Ilahi Robbi, Gusti Allah Kang Maha Suci. Terutama di malam Jum’at (sebagai penghulunya hari) dan masih banyak lagi ritual-ritual yang lainnya.
Nah, bagi orang yang mendengarkan suara kidung malam seperti itu maka membuat hati yang keras jadi lunak, yang zholim jadi sadar, yang jelek jadi bagus, yang beringas jadi jinak dan lain sebagainya.
Kenapa bisa demikian? Mungkin Kanjeng Gusti Allah langsung mengirim dan memberikan efek positif kepada orang-orang yang telah lupa pada dirinya dan lupa pada Gusti Allah, sehingga dengan demikian maka para perampok jadi sadar, dia tidak mau lagi merampok. Seluruh santet, teluh, tidak akan pernah mempan pada orang yang berkidung malam. Orang yang berniat zholim jadi urung dengan niat jahatnya itu. Orang yang berhati keras akan jadi lunak setelah mendengarkan kidung malam. Dan tentu masih banyak lagi yang lainnya.
Namun, realitas budaya dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat, malam Jum’at (apalagi Jum’at kliwon) adalah malamnya “orang-orang jahat” mencari sasaran, malamnya kuntilanak, genderuwo, tuyul, babi ngepet keluar mencari mangsa.
Ah, sudahlah, kita kembali lagi pada masalah pokok: BERBURU TUYUL DAN BABI NGEPET.
Arkian, di malam Jum’at yang telah disepakati Badi dan warga yang lainnya itu, terjadi. Aku dan Ust. Ahmad tepat pukul 22.50 sampai di kawasan tersebut.
Aku dan Ust. Ahmad diajak oleh Badi ke rumahnya Pak Agus (sebut saja begitu), dia adalah Ketua RW 04.
Di rumah Pak Agus telah banyak berkumpul para warga (semuanya laki-laki dengan memegang Handi Talki). Kurang lebih ada 20 orang. Badi memperkenalkan kepada kami, bahwa mereka semua adalah para pengurus RW, Pengurus RT, Hansip, komandan keamanan kampung dan beberapa warga yang ikut berpartisipasi “begadang” dalam rangka mencari solusi kasus kehilangan uang yang misterius dan aneh itu. Kemudian Badi juga mengenalkan kami kepada warga yang berada di situ.
Selanjutnya dengan dikomandoi oleh Pak Agus, semua yang hadir disitu bercerita, bahwa banyak warganya yang sering kehilangan uang secara misterius dan aneh, dan semuanya terjadi di malam Jum’at. Setelah itu mereka meminta tolong kepada kami untuk dapat membantu mereka dalam memecahkan dan menuntaskan masalah ini agar tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.
Mereka khawatir para warga akan marah membabi buta bila masalah ini tidak segera diselesaikan dengan tuntas.
Aku dan Ust. Ahmad berusaha menjadi pendengar yang baik dan setia.
“Insya Allah, tapi kami juga perlu bantuan dan dukungan dari yang hadir malam ini, intinya bantulah kami dengan doa agar kami bisa mengabulkan permintaan warga di kawasan ini” jawabku pada mereka.
Setelah musyawarah, akhirnya dicapailah suatu strategi pemburuan terhadap tuyul dan babi ngepet yang diperkirakan para warga sebagai biang keladi dari keresahan yang ada selama ini.
Pukul 24.00 wib, aku, Ust. Ahmad, Badi dan satu orang Hansip pergi menyelusuri kampung. Di sepanjang lorong dan gang kami jumpai beberapa orang pria dengan pakaian gelap sedang jongkok memegang lampu senter dan sebuah tongkat. Ketika kami berpapasan atau berjumpa dengan mereka, kami saling bersapa dan mengucapkan selamat bertugas dengan suara pelan, mirip berbisik. Suasana malam itu seperti sangat mencekam.
Mungkin itulah gambaran keadaan pisik dan psikis mereka yang merasa “diteror” oleh tuyul dan babi ngepet.
Sudah 10 menit kami berkeliling kampung namun belum ada tanda-tanda keberadaan mahkluk yang kami curigai itu.
Tiba-tiba Ust. Ahmad berkata kepadaku; “Ada tuyul tuh, jumlahnya 10″ kontan saja informasi Ahmad kepadaku yang didengar pula oleh Badi dan Hansip membuat mereka sigap.
“Mana pak?” tanya Hansip.
“Itu!” jawab Ust. Ahmad dengan menunjuk ke sebuah kebun kosong yang dipagar tembok.
‘Lalu, bagaimana nih?” tanya Badi.
“Ya sudah kita tangkap saja” jawab Ust. Ahmad sambil meminta aku untuk menangkap tuyul-tuyul itu,
Aku segera berdoa kepada Allah, membaca ayat-ayat Al Qur’an dan: “Laailaaha ilallooh…!” aku tunjuk tuyul-tuyul itu dengan jari telunjuk kanan, dan Alhamdulillah mereka (para tuyul) telah terikat dengan ikatan ghoib. Mereka sudah tidak bisa lagi bergerak. Mereka diam terpaku di tempatnya.
Dengan idzin Allah Swt kami dapat menguasai para tuyul itu sehingga mereka tidak melawan sedikitpun. Aku membawa mereka seperti orang yang membawa kambing dengan tali. Lalu kami bawa tuyul-tuyul itu untuk berkeliling kampung mencari lagi barangkali masih ada lagi tuyul-tuyul yang lain atau barangkali babi ngepet.
Tidak begitu jauh dari tempat kami menangkap tuyul tadi, kami temui lagi segerombolan tuyul yang sedang kumpul (seperti rapat) dan sedang bersiap-siap untuk berpencar berbagi tugas.
“Laa ilaaha illallooh..!” aku langsung mengikat lagi tuyul-tuyul itu dengan ikatan ghoib. Jumlahnya kali ini ada 35 tuyul.
“Subhaanalloh…” ucap Badi dan Hansip hampir bersamaan ketika jumlah tuyul itu kami sampaikan kepada mereka.
Kami teruskan kembali perburuan. Kira-kira 20 meter dari tempat kami menangkap tuyul yang kedua, Ust. Ahmad langsung meminta aku untuk mengikat makhluk ghoib yang lain, kali ini adalah babi ngepet. Jumlahnya ada 8 ekor. Langsung saja aku ikat dengan ikatan ghoib dengan membaca kalimat tauhid seperti di atas.
Kami berkeliling lagi, berburu lagi. Setelah berkeliling dan berburu selama 1 jam lebih, akhirnya Ust. Ahmad memutuskan untuk kembali ke “markas”, rumah Pak Agus, Ketua RW 04.
Ketika hal itu ditanyakan oleh Badi, Ust. Ahmad menjawab; “Alhamdulillaah, semuanya sudah kita tangkap dan kita ikat…!”
“Ada berapa Pak..?”tanya Badi.
“Seluruhnya ada 250. Dengan perincian 195 tuyul dan sisanya 55 babi ngepet..”
“Lho, banyak sekali, Pak…?” tanya Badi heran.
“Yah memang begitulah, tapi kalau kita mau membaca kenyataan yang ada, sebenarnya kita tidak perlu heran, dalam arti sulit menghindari kenyataan yang ada.” jawab Ust. Ahmad.
Akhirnya kami kembali ke markas, rumah Pak Agus. Setelah proses sidang dan tanya jawab yang panjang kepada para tuyul dan babi ngepet, didapat penjelasan, bahwa memang betul, para tuyul dan para babi ngepet itulah yang telah mengambil uang para warga selama 2 tahun.
Mereka (tuyul dan babi ngepet) mengaku, bahwa mereka hanya disuruh saja oleh majikannya (orang yang memelihara tuyul dan babi ngepet). Para tuyul dan babi ngepet itu mengaku didatangkan dari sebuah gunung yang berada di sebelah timur pulau Jawa. Lalu para dukun mengirimnya ke rumah orang yang telah “membelinya” setelah memenuhi persyaratan dari para dukun.
Target uang yang mereka ambil dari manusia (para warga) setiap harinya bervariasi. Mulai ratusan ribu rupiah sampai pada jutaan rupiah.
Para pemilik makhluk ghoib yang zholim dan bathil ini, setelah uang mereka banyak lalu dibawa ke kampung halaman masing-masing. Dengan uang yang cukup banyak itu, mereka membeli tanah, rumah, kendaraan, perhiasan dan sebagainya.
“Akhir-akhir ini banyak manusia yang terjerumus ke lembah semacam ini, mereka ingin banyak uang, banyak harta, banyak kendaraan, punya banyak tanah, punya rumah mewah, tetapi sayangnya mereka tidak mau berusaha dan bekerja keras. Mereka maunya cepat dan instan, sehingga mereka memilih dan mengambil jalan seperti ini, memelihara tuyul atau memelihara babi ngepet dalam rangka untuk mempermudah dan mempercepat hasrat nafsunya yang jelek itu”
“Mereka lupa pada Allah Swt, mereka lupa pada kehidupan setelah kehidupan di dunia. Mereka mungkin punya prinsip dan pandangan yang dangkal, bahwa kehidupan manusia itu hanya di dunia ini saja. Setelah manusia mati, ya sudah…tidak ada apa-apa lagi” tambah Ust. Ahmad lagi.
“Itulah pandangan dan prinsip yang salah, sesat dan menyesatkan, pikiran itu terjadi karena hawa nafsu yang jahat. Hawa nafsu yang buruk karena selalu menuruti syetan. Mereka tidak pernah lagi mau mendengarkan nasehat dari para ustadz dan guru agama. Oh…amat malangnya mereka nanti bila tahu kehidupan yang bakal dialaminya…”
Aku lihat wajah Badi dan Hansip, nampak mereka sangat sedih. Ya, sedih kenapa jalan seperti ini banyak diminati untuk dilalui oleh orang-orang.
Aku berdoa, semoga saja mereka yang telah terlanjur menempuh jalan seperti ini akan mendapat taufiq dan hidayah dari Allah Swt, sehingga mereka bisa kembali lagi ke jalan yang lurus sebelum ajalnya tiba. Amin Ya Robbal’alamiin.
(Ust. Djonaka Ahmad dan Ust. Ahmad Ferdi)
http://alhikmah3113.wordpress.com/2009/06/23/berburu-tuyul-dan-babi-ngepet/
Ini salah satu cerita tuyul di kota Jakarta yang harusnya sudah terbebas dari serbuan tuyul..
================================
Di suatu pemukiman penduduk di daerah Jakarta Selatan beberapa tahun yang lalu, tepatnya tahun 2007, warganya pernah resah, bahkan keresahan itu hampir mencapai satu kelurahan. Pasalnya, di kawasan ini para warganya sering kehilangan uang secara misterius dan aneh. Uang warga yang ditaruh di rumah masing-masing itu hilang rata-rata hanya satu atau dua lembar saja, setiap orangnya.
Adalah Badi, salah satu warga yang sudah kenal dengan aku dan Ust. Ahmad, dia datang kepada kami untuk meminta tolong dan bantuan kami.
“Saya dan warga yang lainnya bingung, apa sebenarnya yang telah terjadi di kawasan kami” ujar Badi kepada kami saat mulai bercerita.
“Saya datang kepada Bapak-bapak mewakili warga yang lainnya, meminta tolong kepada Bapak-bapak untuk datang ke tempat tinggal kami” tambah Badi lagi.
Selanjutnya dia memberikan penjelasan kepada aku dan Ust. Ahmad, bahwa warga di daerah tempat tinggalnya, sudah banyak yang curiga tentang keberadaan tuyul dan babi ngepet sebagai pelaku atas hilangnya uang para warga selama ini.
Lalu Badi menjelaskan pula, bahwa dua hari lagi adalah malam Jum’at, nah pada malam Jum’at itu seluruh pengurus RT (ada 14 RT) dan seluruh pengurus RW (ada 8 RW), para mandor kampung dan petugas keamanan sudah sepakat untuk berkumpul di kawasan tersebut untuk melakukan ronda dan patroli kampung dalam rangka mencari informasi dan tindakan proaktif dalam menghadapi “teror” ini.
Menurut Badi, uang warga yang hilang hampir semuanya terjadi pada malam Jum’at.
Aku dan Ust. Ahmad masih diam, aku masih menganalisa dalam hati, apakah benar terjadinya kehilangan uang itu setiap malam Jum’at? Aku berpikir apakah ini hanya sebuah kebetulan saja, tetapi Badi justru malah tidak terima dengan argumentasiku yang mengatakan itu hanya kebetulan.
Argumentasiku sebetulnya hanya sederhana saja, di malam Jum’at adalah malam yang istimewa bagi sementara umat Islam. Misalnya mereka membaca surat Yasin, tahlilan, dzikir berjamaah, muhasabah, renungan, syukuran kepada Allah dan lain sebagainya.
Tapi di saat yang sama ada juga manusia yang sering melakukan suatu ritual yang menyimpang dari ajaran Islam. Apalagi bila itu malam Jum’at Kliwon, keseringan di malam ini dipakai oleh orang-orang yang “bingung” dengan keyakinannya melakukan ritual. Hal ini terkadang membuat kita hanya mesam-mesem dan menggelengkan kepala saja melihat ulah mereka akibat ketidak-mengertian dan kedangkalan akidah.
Contoh kasus kedangkalan akidah misalnya, di malam Jum’at kliwon ada saja orang yang hobinya memandikan benda-benda pusaka dengan membakar kemenyan yang baunya sangat menyengat hidung dan menyesakkan dada orang yang menghirup asap kemenyan itu. Padahal bila mereka mau sedikti saja menengok pada adat istiadat leluhurnya, mereka mungkin pasti menghentikan ritual yang telah jauh menyimpang dari kebiasaan para leluhurnya itu.
Konon, para leluhur mereka biasanya di malam Jum’at kliwon itu tidak memandikan benda-benda pusaka yang “mati” itu, tetapi mereka justru lebih senang memandikan diri dan hatinya yang telah kotor dan mati dengan cara mandi taubat pada Gusti Allah. Air mata mereka sering meleleh membasahi kedua matanya, pipinya bahkan sampai ketubuhnya.
Mereka sering menyanyikan “kidung malam” yang membuat hati keras jadi lunak, yang membuat orang zholim jadi sadar, yang membuat para rampok jadi sadar, yang membuat sesuatu jelek jadi bagus dan baik. Dan masih banyak lagi yang lainnya akibat dari pengaruh kidung malam.
Apakah kidung malam itu? Menurut saya, setidaknya begitulah, bahwa seorang manusia yang telah dekat dengan Robb-nya, Gusti Allah, dia akan selalu berusaha “bernyanyi” di malam sunyi, mereka akan selalu berusaha menyanyikan “kidung malam”, betapapun halangan dan rintangan yang bakal dihadapinya, mereka pasti melawan dan menerjangnya untuk dilumpuhkan sehingga dapat dikendalikan.
Kidung malam yang aku maksud adalah: bisa berupa pembacaan ayat-ayat suci Al Qur’an, Sholawatan, Dzikiran bahkan TANGISAN, RINTIHAN, KELUHAN dan RATAPAN yang mengiba dan memelas kepada Robb-nya, Ilahi Robbi, Gusti Allah Kang Maha Suci. Terutama di malam Jum’at (sebagai penghulunya hari) dan masih banyak lagi ritual-ritual yang lainnya.
Nah, bagi orang yang mendengarkan suara kidung malam seperti itu maka membuat hati yang keras jadi lunak, yang zholim jadi sadar, yang jelek jadi bagus, yang beringas jadi jinak dan lain sebagainya.
Kenapa bisa demikian? Mungkin Kanjeng Gusti Allah langsung mengirim dan memberikan efek positif kepada orang-orang yang telah lupa pada dirinya dan lupa pada Gusti Allah, sehingga dengan demikian maka para perampok jadi sadar, dia tidak mau lagi merampok. Seluruh santet, teluh, tidak akan pernah mempan pada orang yang berkidung malam. Orang yang berniat zholim jadi urung dengan niat jahatnya itu. Orang yang berhati keras akan jadi lunak setelah mendengarkan kidung malam. Dan tentu masih banyak lagi yang lainnya.
Namun, realitas budaya dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat, malam Jum’at (apalagi Jum’at kliwon) adalah malamnya “orang-orang jahat” mencari sasaran, malamnya kuntilanak, genderuwo, tuyul, babi ngepet keluar mencari mangsa.
Ah, sudahlah, kita kembali lagi pada masalah pokok: BERBURU TUYUL DAN BABI NGEPET.
Arkian, di malam Jum’at yang telah disepakati Badi dan warga yang lainnya itu, terjadi. Aku dan Ust. Ahmad tepat pukul 22.50 sampai di kawasan tersebut.
Aku dan Ust. Ahmad diajak oleh Badi ke rumahnya Pak Agus (sebut saja begitu), dia adalah Ketua RW 04.
Di rumah Pak Agus telah banyak berkumpul para warga (semuanya laki-laki dengan memegang Handi Talki). Kurang lebih ada 20 orang. Badi memperkenalkan kepada kami, bahwa mereka semua adalah para pengurus RW, Pengurus RT, Hansip, komandan keamanan kampung dan beberapa warga yang ikut berpartisipasi “begadang” dalam rangka mencari solusi kasus kehilangan uang yang misterius dan aneh itu. Kemudian Badi juga mengenalkan kami kepada warga yang berada di situ.
Selanjutnya dengan dikomandoi oleh Pak Agus, semua yang hadir disitu bercerita, bahwa banyak warganya yang sering kehilangan uang secara misterius dan aneh, dan semuanya terjadi di malam Jum’at. Setelah itu mereka meminta tolong kepada kami untuk dapat membantu mereka dalam memecahkan dan menuntaskan masalah ini agar tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.
Mereka khawatir para warga akan marah membabi buta bila masalah ini tidak segera diselesaikan dengan tuntas.
Aku dan Ust. Ahmad berusaha menjadi pendengar yang baik dan setia.
“Insya Allah, tapi kami juga perlu bantuan dan dukungan dari yang hadir malam ini, intinya bantulah kami dengan doa agar kami bisa mengabulkan permintaan warga di kawasan ini” jawabku pada mereka.
Setelah musyawarah, akhirnya dicapailah suatu strategi pemburuan terhadap tuyul dan babi ngepet yang diperkirakan para warga sebagai biang keladi dari keresahan yang ada selama ini.
Pukul 24.00 wib, aku, Ust. Ahmad, Badi dan satu orang Hansip pergi menyelusuri kampung. Di sepanjang lorong dan gang kami jumpai beberapa orang pria dengan pakaian gelap sedang jongkok memegang lampu senter dan sebuah tongkat. Ketika kami berpapasan atau berjumpa dengan mereka, kami saling bersapa dan mengucapkan selamat bertugas dengan suara pelan, mirip berbisik. Suasana malam itu seperti sangat mencekam.
Mungkin itulah gambaran keadaan pisik dan psikis mereka yang merasa “diteror” oleh tuyul dan babi ngepet.
Sudah 10 menit kami berkeliling kampung namun belum ada tanda-tanda keberadaan mahkluk yang kami curigai itu.
Tiba-tiba Ust. Ahmad berkata kepadaku; “Ada tuyul tuh, jumlahnya 10″ kontan saja informasi Ahmad kepadaku yang didengar pula oleh Badi dan Hansip membuat mereka sigap.
“Mana pak?” tanya Hansip.
“Itu!” jawab Ust. Ahmad dengan menunjuk ke sebuah kebun kosong yang dipagar tembok.
‘Lalu, bagaimana nih?” tanya Badi.
“Ya sudah kita tangkap saja” jawab Ust. Ahmad sambil meminta aku untuk menangkap tuyul-tuyul itu,
Aku segera berdoa kepada Allah, membaca ayat-ayat Al Qur’an dan: “Laailaaha ilallooh…!” aku tunjuk tuyul-tuyul itu dengan jari telunjuk kanan, dan Alhamdulillah mereka (para tuyul) telah terikat dengan ikatan ghoib. Mereka sudah tidak bisa lagi bergerak. Mereka diam terpaku di tempatnya.
Dengan idzin Allah Swt kami dapat menguasai para tuyul itu sehingga mereka tidak melawan sedikitpun. Aku membawa mereka seperti orang yang membawa kambing dengan tali. Lalu kami bawa tuyul-tuyul itu untuk berkeliling kampung mencari lagi barangkali masih ada lagi tuyul-tuyul yang lain atau barangkali babi ngepet.
Tidak begitu jauh dari tempat kami menangkap tuyul tadi, kami temui lagi segerombolan tuyul yang sedang kumpul (seperti rapat) dan sedang bersiap-siap untuk berpencar berbagi tugas.
“Laa ilaaha illallooh..!” aku langsung mengikat lagi tuyul-tuyul itu dengan ikatan ghoib. Jumlahnya kali ini ada 35 tuyul.
“Subhaanalloh…” ucap Badi dan Hansip hampir bersamaan ketika jumlah tuyul itu kami sampaikan kepada mereka.
Kami teruskan kembali perburuan. Kira-kira 20 meter dari tempat kami menangkap tuyul yang kedua, Ust. Ahmad langsung meminta aku untuk mengikat makhluk ghoib yang lain, kali ini adalah babi ngepet. Jumlahnya ada 8 ekor. Langsung saja aku ikat dengan ikatan ghoib dengan membaca kalimat tauhid seperti di atas.
Kami berkeliling lagi, berburu lagi. Setelah berkeliling dan berburu selama 1 jam lebih, akhirnya Ust. Ahmad memutuskan untuk kembali ke “markas”, rumah Pak Agus, Ketua RW 04.
Ketika hal itu ditanyakan oleh Badi, Ust. Ahmad menjawab; “Alhamdulillaah, semuanya sudah kita tangkap dan kita ikat…!”
“Ada berapa Pak..?”tanya Badi.
“Seluruhnya ada 250. Dengan perincian 195 tuyul dan sisanya 55 babi ngepet..”
“Lho, banyak sekali, Pak…?” tanya Badi heran.
“Yah memang begitulah, tapi kalau kita mau membaca kenyataan yang ada, sebenarnya kita tidak perlu heran, dalam arti sulit menghindari kenyataan yang ada.” jawab Ust. Ahmad.
Akhirnya kami kembali ke markas, rumah Pak Agus. Setelah proses sidang dan tanya jawab yang panjang kepada para tuyul dan babi ngepet, didapat penjelasan, bahwa memang betul, para tuyul dan para babi ngepet itulah yang telah mengambil uang para warga selama 2 tahun.
Mereka (tuyul dan babi ngepet) mengaku, bahwa mereka hanya disuruh saja oleh majikannya (orang yang memelihara tuyul dan babi ngepet). Para tuyul dan babi ngepet itu mengaku didatangkan dari sebuah gunung yang berada di sebelah timur pulau Jawa. Lalu para dukun mengirimnya ke rumah orang yang telah “membelinya” setelah memenuhi persyaratan dari para dukun.
Target uang yang mereka ambil dari manusia (para warga) setiap harinya bervariasi. Mulai ratusan ribu rupiah sampai pada jutaan rupiah.
Para pemilik makhluk ghoib yang zholim dan bathil ini, setelah uang mereka banyak lalu dibawa ke kampung halaman masing-masing. Dengan uang yang cukup banyak itu, mereka membeli tanah, rumah, kendaraan, perhiasan dan sebagainya.
“Akhir-akhir ini banyak manusia yang terjerumus ke lembah semacam ini, mereka ingin banyak uang, banyak harta, banyak kendaraan, punya banyak tanah, punya rumah mewah, tetapi sayangnya mereka tidak mau berusaha dan bekerja keras. Mereka maunya cepat dan instan, sehingga mereka memilih dan mengambil jalan seperti ini, memelihara tuyul atau memelihara babi ngepet dalam rangka untuk mempermudah dan mempercepat hasrat nafsunya yang jelek itu”
“Mereka lupa pada Allah Swt, mereka lupa pada kehidupan setelah kehidupan di dunia. Mereka mungkin punya prinsip dan pandangan yang dangkal, bahwa kehidupan manusia itu hanya di dunia ini saja. Setelah manusia mati, ya sudah…tidak ada apa-apa lagi” tambah Ust. Ahmad lagi.
“Itulah pandangan dan prinsip yang salah, sesat dan menyesatkan, pikiran itu terjadi karena hawa nafsu yang jahat. Hawa nafsu yang buruk karena selalu menuruti syetan. Mereka tidak pernah lagi mau mendengarkan nasehat dari para ustadz dan guru agama. Oh…amat malangnya mereka nanti bila tahu kehidupan yang bakal dialaminya…”
Aku lihat wajah Badi dan Hansip, nampak mereka sangat sedih. Ya, sedih kenapa jalan seperti ini banyak diminati untuk dilalui oleh orang-orang.
Aku berdoa, semoga saja mereka yang telah terlanjur menempuh jalan seperti ini akan mendapat taufiq dan hidayah dari Allah Swt, sehingga mereka bisa kembali lagi ke jalan yang lurus sebelum ajalnya tiba. Amin Ya Robbal’alamiin.
(Ust. Djonaka Ahmad dan Ust. Ahmad Ferdi)
http://alhikmah3113.wordpress.com/2009/06/23/berburu-tuyul-dan-babi-ngepet/
Langganan:
Postingan (Atom)